Channel9.id-Korea Utara. Korea Utara dilaporkan telah menembakkan rudal balistik yang mencurigakan ke arah pantai timur, beberapa jam setelah Presiden Korea Selatan Moon Jae-In menghadiri acara peresmian rel kereta api yang ia harap dapat menyatukan kedua negara Korea, Rabu (5/1/2022).
Peluncuran pertama sejak Oktober ini menegaskan resolusi Tahun Baru Kim Jong Un yang ingin meningkatkan militernya sebagai responnya atas terhambatnya diskusi antara mereka dengan Korsel dan Amerika Serikat.
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik ke Jepang
Penembakan rudal itu terjadi sekitar pukul 8:10 pagi waktu setempat dari lokasi pedalaman, melewati pantai timur dan lalu ke laut, ungkap Kepala Staff Gabungan (JCS) Korea Selatan.
Beberapa jam setelahnya, Presiden Moon mengunjungi kota Goseong yang berada di daerah pantai timur, dekat perbatasan Korea Utara. Ia hadir untuk meresmikan jalur kereta baru yang ia sebut sebagai “batu loncatan untuk mencapai perdamaian dan keseimbangan daerah di Semenanjung Korea,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Presiden Moon sudah mengetahui soal peluncuran tersebut akan kembali meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea, dan menyerukan Korut untuk melakukan upaya-upayanya agar dialog mereka dapat terlaksana, seperti misalnya tidak melakukan tindakan provokatif.
“Demi teratasi situasi saat ini, kita tak boleh putus asa untuk tercapainya dialog ini. Jika kedua negara Korea mau bekerja sama dan saling membangun kepercayaan, saya yakin perdamaian akan tercapai suatu hari nanti,” serunya.
Peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara ini menegaskan rintangan yang harus dilewati oleh Presiden Moon dalam upaya mencapai terobosan diplomatik sebelum berakhir masa jabatannya pada Mei tahun ini.
Menghubungkan kembali dua negara Korea dengan jalur kereta merupakan isu utama pada pertemuan kedua pemimpin negara Korea pada tahun 2018 lalu. Namun, upaya itu tak berakhir kemana-mana karena dialog yang bertujuan untuk melucuti senjata nuklir Korea Utara dengan melonggarkan sanksi-sanksi Internasionalnya gagal pada tahun 2019.
Pidato Tahun Baru Kim sama sekali tak menyebutkan upaya Korea Selatan yang ingin mengulang kembali negosiasinya atau tawaran dari AS untuk melanjutkan diskusi, Tetapi, para peneliti mencatat kalau itu bukan berarti Kim ingin menutup pintu terhadap kedua hal tersebut.
(RAG)