Channel9.id-Surabaya. Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) menegaskan komitmennya memperkuat peran ilmu sosial di tengah transformasi global dan disrupsi digital. Komitmen itu ditegaskan dalam gelaran The 5th International Conference on Humanities Education, Law, and Social Science (ICHELSS V) dan Rapat Tahunan HISPISI 2025 yang berlangsung pada 24–26 Oktober 2025 di Ballroom Harris Hotel and Convention, Surabaya.
Tahun ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Negeri Surabaya (FISIPOL UNESA) menjadi tuan rumah kegiatan yang diikuti pengurus dan anggota HISPISI dari 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di seluruh Indonesia.
Konferensi menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Prof. Ahmad Najib Burhani, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Prof. Warsono, Guru Besar dan Rektor UNESA periode 2014–2018. Keduanya membahas strategi penguatan ilmu sosial dalam menjawab tantangan transformasi digital dan perubahan sosial global.
Ketua Umum PP HISPISI Prof. Komarudin, yang juga Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menegaskan bahwa HISPISI kini berada di posisi strategis untuk berkontribusi pada arah pembangunan nasional. Menurutnya, ilmu sosial harus hadir sebagai kekuatan moral dan intelektual yang mampu menjembatani kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan.
“HISPISI harus mampu memberikan kontribusi konkret bagi pembangunan bangsa yang berdaulat dan mandiri. Ke depan, kita perlu memperkuat kolaborasi antar akademisi, praktisi, dan pemerhati pendidikan sosial untuk menyusun peta jalan ilmu sosial yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Komarudin.
Dalam paparan kuncinya berjudul “Reimagining Social Sciences in the Era of Societal Transformation: Innovations, Integration, and Impact for Sustainable Development Goals”, Komarudin menekankan pentingnya penataan ulang paradigma ilmu sosial agar tetap relevan di tengah arus digitalisasi dan kemajuan teknologi.
“Menata ulang ilmu sosial di era digital bukan hanya agenda akademik, tapi juga tanggung jawab sosial agar ilmu sosial mampu beradaptasi dengan dinamika zaman,” katanya.
Komarudin menilai, ilmu sosial kini berada di persimpangan antara kemajuan teknologi, kebutuhan kemanusiaan, dan keberlanjutan ekologis. Karena itu, dibutuhkan pendekatan baru yang lebih integratif dan interdisipliner seperti Computational Social Science, Citizen Science, Open Data, dan Greening Citizenship.
Sebagai langkah konkret, HISPISI menetapkan empat agenda strategis: mendorong kolaborasi riset lintas universitas, membentuk policy lab dan social data center berbasis bukti, meningkatkan literasi digital di kalangan akademisi, serta mengembangkan model riset sosial kolaboratif yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Prof. Komarudin juga menyampaikan apresiasi kepada Rektor UNESA Prof. Nur Hasan dan Ketua Panitia ICHELSS V Prof. Wiwik Sri Utami beserta seluruh jajaran FISIPOL UNESA yang sukses menjadi tuan rumah.
“Forum ini menjadi ruang kolaboratif untuk memperkuat kontribusi ilmu sosial Indonesia menuju pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sejak berdiri pada 10 November 1990, HISPISI terus menjadi wadah para sarjana pendidikan ilmu-ilmu sosial untuk memperkuat kontribusi akademik dan kebijakan publik berbasis ilmu sosial. Melalui ICHELSS V dan Rapat Tahunan kali ini, HISPISI menegaskan kembali posisinya sebagai motor transformasi ilmu sosial Indonesia di tengah perubahan global.
Baca juga: HISPISI Serukan Persatuan di Tengah Dinamika Politik





