Channel9.id-Jakarta. Bisa ambil audio dari video pengguna lain merupakan salah satu kekuatan terbesar TikTok. Fitur ini menunjang pembuatan meme dan memungkinkan pengguna menemukan konten video lain namun bersuara sama.
Kabarnya, YouTube akan mengembangkan ini pada fitur Shorts, pesaing TikTok. Sehingga pengguna bisa mengambil suara dari konten apa pun yang sudah pernah diunggah ke YouTube.
Pada Mei lalu, pihak perusahaan streaming video itu telah mengonfirmasi hal tersebut. Dikutip dari The Verge pada Senin (7/6), sebagai awalan, perusahaan akan meluncurkan pembaruan Shorts itu di Inggris, Kanada, dan sejumlah negara Amerika Latin—termasuk Argentina, Brasil, Chili, Meksiko, Kolombia, Peru, dan Venezuela. Beberapa minggu kemudian, barulah perusahaan akan merilis ke wilayah lain, termasuk Amerika Serikat.
Baca juga: Dorong Penggunaan Shorts, YouTube Gelontorkan Rp1,4 Triliun Untuk Bayar Kreator
Saat ini, pengguna Shorts sudah bisa menggunakan suara dari video Shorts lainnya, termasuk dari perpustakaan musik berlisensi. Namun, pembaruan terkini akan memperluas akses mereka.
Untuk menggunakannya, pengguna YouTube bisa membuat Shorts dengan mengklik tombol “Buat” di aplikasi selular. Ini muncul di bawah video, di sebelah tombol suka dan tidak suka. Saat diklik, pengguna diberi opsi untuk menjajal audio video di Shorts. Penonton Shorts juga bisa mengetuk audio di video apa pun untuk kembali ke sumber aslinya di YouTube.
“Fitur ini memungkinkan konten kreator video berdurasi panjang mendapat manfaat, mereka memungkinkan pemirsa menemukan sesuatu yang menarik dalam video mereka,” jelas pemimpin produk YouTube untuk Shorts, Todd Sherman.
Sherman menjelaskan, pengguna Shorts bisa membuat sesuatu dengan sampel audio. “Pembuat audio bisa mendapat eksposur dari itu. Dari perspektif konten kreator video berdurasi panjang, saya pikir banyak yang bersemangat untuk membuat remix karya mereka,” lanjut dia.
Namun, di lain sisi, banyak yang mengeluh bahwa fitur itu memungkinkan orang lain mencuri konten. Mereka menanyakan apakah YouTube melegalisasi pencurian video. Belum lagi, fitur ini memungkinkan pengguna mengambil audio dari video lama yang sensitif dan bermasalah, serta melanggar kebijakan terkini. Namun demikian, Sherman mengatakan bahwa pihaknya tengah memfiltrasi massal.
Selain itu, YouTube pun akan mengharuskan pengguna meminta izin kepada konten kreator untuk menggunakan audionya. Namun, konten kreator bisa saja tak mengizinkan karena ada kemungkinan penyalahgunaan dan pelecehan. Untuk mengatasi ini, konten kreator harus menentukan video mana yang tak boleh digunakan untuk Shorts.
Sherman mengatakan YouTube menyadari potensi masalah ini. “Ada beberapa kekhawatiran tentang contoh video yang mungkin Anda anggap pribadi atau sensitif, itulah sebabnya konten kreator bisa menolak permintaan penggunaan audio. Meski begitu, mereka tampaknya menyadari bahwa risiko itu bisa tak terjadi jika sangat selektif,” tutur dia.
Diketahui, YouTube pertama kali meluncurkan Shorts pada September 2020 di India, sebelum akhirnya meluncurkannya di Amerika Serikat pada Maret lalu. Pada Mei lalu, perusahaan mengumumkan pihaknya akan membayar $100 juta kepada konten kreator yang menggunakan Shorts.
(LH)