Channel9.id, Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mempertanyakan kinerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan juga Satgas Impor Ilegal dalam mengantisipasi barang-barang impor illegal yang masuk pasar dalam negeri. Anggota DPR RI Fraksi PDIP Darmadi Durianto mengungkapkan bahwa saat ini nilai impor illegal mencapai US$800 juta per Juni kemarin. Dia menuturkan, barang-barang impor tersebut mayoritas adalah produk tekstil.
“Berarti Satgas enggak efektif dong. Belum dibubarkan ya? Sementara ilegal impor lain selain tekstil tidak bisa masuk. Selisihnya Tinggi sekali. Tekstil aja yang masuk nih terus-terusan. Dimana salahnya, Pak?,” ujar Darmadi dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perdagangan di Gedung DPR RI, Rabu (20/11/2024).
Lebih lanjut, dia juga menyoroti permendag terkait impor yang terus direvisi setiap bulan. Dari Permendag 36/2023, Permendag 7/2024, dan Permendag 8/2024. Menurutnya, harusnya setiap pergantian permendag tersebut harus dikaji secara mendalam, meski banyak tekanan.
“Ini menyangkut kredibitlas Kementerian. Kemendag bisa turun kredibiltasnya. Kalau ada yang salah persepsi di luar, Bapak luruskan. Misalnya Sritex menuduh Permendag 8/2024 penyebab mereka bangkrut. Bapak setuju? Bapak harus menjelaskan. Ini harus diluruskan. Sritex sudah equitasnya negatif sejak dulu. 2021 equitasnya US$340 juta. Hutangnya US$1 miliar. Betapa beratnya Pak Budi Santoso,” jelas Darmadi.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR Fraksi NasDem Nengah Senantara menyampaikan dampak perubahan permendag soal impor. Meski terus berubah setiap bulan, kata dia, tapi barang impor terus merengsek masuk ke dalam negeri.
“Perubahannya terus-menerus tetapi perlindungan terhadap produk domestik masih sangat kurang. Berdasarkan audiensi NasDem dengan beberapa pengusaha, mereka meminta peninjauan kembali tentang kebijakan impor kita. seolah-olah Kemendag mudah memberikan izin impor sehingga tekstil di dalam negeri tidak bisa bersaing,” ungkap Nengah.
Padahal, lanjut dia, devisa yang dihasilkan tekstil terbesar selain minyak dan gas yakni US$14,6 miliar dan memperkerjakan 4,3 juta orang.
“Hampir semua produk yang ada di e-comerce produk asing dan mereka masih menggunakan huruf asing, terutama Cina. Kita khawatir kita menjadi budaknya terus-menerus. Bagaimana Satgasnya di Kemendag ini,” tuturnya.