Channel9.id-Jakarta. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyatakan Indonesia membutuhkan dana Rp3.500 triliun untuk mengurangi pemakaian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam rangka mencapai target pengurangan emisi karbon. Dia menuturkan dana tersebut sangat besar dan butuh dukungan internasional.
Salah satu dukungan internasional yang diharapkan adalah melalui pertemuan negara-negara dunia dalam agenda COP26 di Glasgow, Skotlandia, pekan depan. Suahasil mengatakan agenda ini dapat menjadi tonggak atau milestone bagi internasional memenuhi janjinya dalam membantu negara-negara berkembang mencapai target perubahan iklim. “Kami berharap COP26 bisa menjadi milestone dimana dukungan internasional bisa diwujudkan,” ujarnya, Kamis, 28 Oktober 2021.
Suahasil menjelaskan Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen melalui kemampuan sendiri dan 41 persen melalui dukungan internasional pada 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Indonesia harus mengurangi penggunaan PLTU mengingat ini berkontribusi besar terhadap produksi karbon yang berdasarkan riset sekitar 35 persen dari emisi karbon berasal dari konsumsi energi.
“Mayoritas konsumsi listrik diproduksi dari batu bara dan diesel, masih bergantung pada bahan bakar fosil,” kata Suahasil.
Di sisi lain, kata dia, mengurangi pemakaian PLTU merupakan langkah yang sulit karena menelan anggaran sangat besar karena banyak kontraktor listrik swasta meneken perjanjian dengan PLN. “Jika PLTU ditutup sedangkan kontraknya masih efektif ini akan menjadi masalah, berapa banyak kompensasi yang harus disediakan.”