Indonesia Paling Banyak Diserang Trojan se-Asia Tenggara
Techno

Indonesia Paling Banyak Diserang Trojan se-Asia Tenggara

Channel9.id-Jakarta. Kaspersky melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara yang paling banyak diserang trojan mobile banking se-Asia Tenggara, selama kuartal kedua 2021 ini.

Untuk diketahui, trojan mobile banking digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk mencuri dana langsung dari rekening mobile banking. Program ini menyamar sebagai aplikasi keuangan resmi. Dengan ini, penjahat siber bisa mendapat kredensial korban ketika korban mengakses aplikasi.

Kaspersky melihat peningkatan serangan trojan mobile banking hingga 60% di wilayah Asia Tenggara. Sejak awal 2021, produk keamanan Kaspersky telah menggagalkan 708 insiden di enam negara di Asia Tenggara. Angka ini 50% dari total serangan trojan mobile banking yang diblokir pada 2020, yakni sebanyak 1.408.

Indonesia menjadi negara yang diserang paling banyak selama semester pertama tahun ini. Namun, secara global, ia ada di urutan ke-31. Adapun negara dengan jumlah kasus serupa terbanyak pada kuartal kedua ini ialah Rusia, Jepang, Turki, Jerman, dan Prancis.

Kasus serangan mobile banking di Asia Tenggara terbilang rendah di peringkat global. Namun, di kuartal kedua, Kaspersky melihat peningkatan kasusnya meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 lalu. Tahun ini ada 367, sementara sebelumnya ada 230.

Adapun peningkatan kasus itu tak terlepas dari kebiasaan pengguna di masa pandemi COVID-19 ini, di mana mereka menggunakan sistem pembayaran seluler, dan cashless.

“Kita hampir berada di tahun kedua pandemi yang dengan cepat merubah adopsi pembayaran seluler terutama di wilayah Asia Tenggara yang kini menjadi lebih banyak dibandingkan sebelumnya,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, dikutip Senin (6/9).

Sejak awal krisis kesehatan ini, survei kami menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di wilayah ini telah mengalihkan aktivitas keuangan mereka secara online, seperti berbelanja (64%) dan perbankan (47%),” sambungnya.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  50  =  55