Channel9.id-Jakarta. Indonesia menjadi negara Asia Tenggara yang paling berisiko terkena serangan siber di sepanjang Oktober. Hal ini dilaporkan oleh Check Point’s Threat Intelligence Report.
Sementara itu, secara global, Asia-lah yang menjadi kawasan paling berisiko terkena serang siber di kuartal ketiga 2022. Dilaporkan bahwa setiap organisasi rata-rata mendapat 1.778 serangan mingguan. Indonesia sendiri ada di urutan kelima secara global.
Tahun lalu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengumumkan bahwa setidaknya ada 1,6 miliar serangan siber di Indonesia.
“Meningkatnya tingkat serangan siber di Indonesia dan pelanggaran keamanan besar membuktikan bahwa ancaman keamanan siber semakin canggih dan sulit dideteksi,” tutur Deon Oswari, Country Manager Indonesia Check Point Software Technologies, Jumat (2/12).
Deon melanjutkan bahwa pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi menjadi UU merupakan langkah yang tepat untuk menjaga kepercayaan dan keamanan masyarakat. “Karena banyak informasi pribadi dan sensitif telah dijual oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab,” sambungnya.
Kendati begitu, Deon menyatakan bahwa tantangan keamanan siber masih ada di Indonesia. Tantangan ini termasuk minimnya kesadaran tentang keamanan siber, penegakan hukum untuk perlindungan data pelanggan, hingga meningkatnya kecanggihan serangan siber.
“Phishing dan pencurian identitas hingga ketidakmampuan untuk mendeteksi ancaman akan terus menjadi masalah besar bagi banyak orang di Indonesia dan merupakan masalah yang akan terus berlanjut hingga 2023,” pungkas Deon.
Adapun sejumlah industri yang sedang berkembang saat ini diiringi dengan peningkatan serangan siber, misalnya industri keuangan, fintech, manufaktur, pertambangan, minyak dan gas di Indonesia. Check Point Research mendapat bahwa industri keuangan global telah mengalami peningkatan 40% dalam serangan siber dan industri manufaktur mengalami peningkatan sebesar 20%.
Kendati risiko serangan siber itu meningkat, “mengadopsi pendekatan yang mengutamakan pencegahan ketika berhadapan dengan serangan siber adalah cara terbaik untuk memeranginya,” menurut Deon.
Dengan teknologi yang tepat, sebagian besar serangan, bahkan serangan yang paling canggih sekalipun, dapat dicegah tanpa mengganggu aliran bisnis yang normal. Ditambah dukungan dari pemerintah, akan membantu Indonesia membangun pertahanan yang lebih kuat terhadap serangan siber,” sambung dia.