Instagram Akan Hadirkan Fitur yang Bikin Remaja Bisa Istirahat dari Platform
Techno

Instagram Akan Hadirkan Fitur yang Bikin Remaja Bisa Istirahat dari Platform

Channel9.id-Jakarta. Instagram akan menjauhkan remaja dari konten berbahaya dan mendorong mereka untuk beristirahat dari platfrom. Demikian tutur Wakil Presiden Urusan Global Facebook Nick Clegg pada Minggu, 10 Oktober 2021 lalu, di acara acara State of the Union CNN.

Penyataan itu disampaikan setelah “whistleblower” Frances Haugen bersaksi di depan Kongres tentang penelitian internal Facebook—induk Instagram, yang menunjukkan bahwa Instagram bisa berdampak negatif pada kesehatan mental anak muda.

“Kami akan memperkenalkan sesuatu yang akan membuat perbedaan besar, di mana sistem kami melihat bahwa remaja melihat konten yang sama berulang-ulang, dan konten itu mungkin tak kondusif bagi kesejahteraan mereka. kami akan mendorong mereka untuk melihat konten lain,” ujar Clegg, dikutip dari The Verge (11/10).

Dia menambahkan, selain menunda pengembangan Instagram versi anak-anak dan memberi kontrol lebih kepada orang tua untuk mengawasi anak-anak, perusahaan berencana memperkenalkan fitur yang disebut “take a break” atau “beristirahat”. “Kami akan mendorong remaja untuk beristirahat sejenak dari Instagram,” tambahnya.

Clegg tak memastikan kapan fitur tersebut akan rilis. Sementara itu, juru bicara Facebook mengatakan bahwa pihaknya baru akan melakukan uji coba fitur. Juru bicara lalu merujuk unggahan CEO Instagram Adam Mosseri pada 27 September lalu, yang menyebutkan bahwa perusahaan sedang mengeksplorasi fitur-fiturnya.

“Kami mengumumkan minggu lalu bahwa kami sedang menjajaki dua ide baru: mendorong orang untuk melihat topik lain jika mereka memikirkan konten yang mungkin berkontribusi pada perbandingan sosial yang negatif, dan fitur yang sementara disebut “istirahat”, di mana orang bisa menempatkan akun mereka di jeda dan luangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan apakah waktu yang mereka habiskan bermakna,” jelas Mosseri.

Pembawa acara CNN Dana Bash bertanya kepada Clegg apakah algoritme Facebook memperkuat atau menyebarkan suara pro-pemberontakan menjelang kerusuhan di gedung Capitol, Amerika Serikat pada 6 Januari lalu. Clegg sendiri tak bisa memberi kepastian untuk pertanyaan itu. Namun, ia memang mengatakan bahwa algoritme Facebook harus dimintai pertanggungjawaban. “Jika perlu, oleh peraturan sehingga orang bisa mencocokkan apa yang seharusnya sistem kami katakan dengan apa yang sebenarnya terjadi,” lanjutnya.
Diketahui, Facebook dikritik keras dalam beberapa minggu ini, menyusul laporan dari Wall Street Journal berdasarkan dokumen internal yang dilaporkan Haugen, seorang mantan manajer produk di Facebook.

Haugen bersaksi di depan Kongres pada Selasa (5/10) lalu dan melampirkan hasil penelitian internal perusahaan yang menunjukkan bahwa Instagram bisa menjadi toxic, terutama bagi gadis remaja. Sementara, CEO Facebook Mark Zuckerberg membantah Haugen, dengan mengatakan tak masuk akal bagi perusahaan yang mengandalkan pengiklan untuk mendorong konten yang membuat orang marah untuk menghasilkan keuntungan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =