Channel9.id, Jakarta — Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun, tumbuh 13,7 persen secara tahunan (year-on-year). Capaian tersebut setara 75,3 persen dari target nasional 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan, peningkatan investasi tersebut menjadi sinyal positif bagi perekonomian nasional yang tengah berupaya memperkuat sektor hilirisasi dan penciptaan lapangan kerja.
“Realisasi investasi sampai dengan September 2025 mencapai Rp1.434,3 triliun atau meningkat 13,7 persen dibanding tahun lalu. Dari target Rp1.905,6 triliun, kami sudah merealisasikan 75,3 persen, sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan,” kata Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Rosan menilai, pertumbuhan investasi ini tak lepas dari mulai meredanya ketegangan geopolitik global yang selama dua tahun terakhir menekan aliran modal internasional. Stabilitas global, menurutnya, memberi ruang bagi pelaku usaha untuk kembali berekspansi dan memperkuat rantai pasok.
Dari total investasi tersebut, sebanyak 1.956.346 lapangan kerja baru berhasil tercipta di berbagai sektor.
Secara komposisi, Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp644,6 triliun atau 44,9 persen dari total investasi, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp789,7 triliun atau 55,1 persen.
“Angka ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor domestik yang terus tumbuh. Confidence di dalam negeri tetap terjaga, dan itu terlihat dari data investasi yang solid,” ujar Rosan.
Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan realisasi investasi terbesar sepanjang sembilan bulan pertama 2025 adalah:
Jawa Barat – Rp218,2 triliun
DKI Jakarta – Rp204,2 triliun
Jawa Timur – Rp105,1 triliun
Sulawesi Tengah – Rp97,6 triliun
Banten – Rp91,6 triliun
Dari sisi sektor usaha, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya masih menjadi primadona dengan nilai investasi mencapai Rp196,4 triliun. Disusul oleh sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai Rp163,3 triliun, pertambangan Rp158,1 triliun, jasa lainnya Rp130 triliun, serta perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp105,2 triliun.
Lima besar negara asal investasi asing ke Indonesia pada periode tersebut berasal dari Jepang dengan nilai US$2,3 miliar (5,8%), Malaysia sebesar US$2,7 miliar (6,8%), serta China, Hong Kong, dan Singapura yang secara gabungan berkontribusi 31,3 persen atau sekitar US$12,6 miliar. Sebagian besar investasi dari tiga negara terakhir tercatat melalui Singapura sebagai hub keuangan regional.
“Aliran investasi dari mitra-mitra utama ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia masih dianggap strategis dalam rantai pasok global dan proses transisi industri hijau,” ujar Rosan menegaskan.
Dengan capaian hingga kuartal ketiga 2025 tersebut, pemerintah optimistis target investasi nasional dapat tercapai pada akhir tahun. Rosan menambahkan, fokus pemerintah kini adalah memastikan agar pertumbuhan investasi berjalan inklusif, berdampak nyata pada hilirisasi industri, serta memperluas kesempatan kerja di luar Pulau Jawa.
“Investasi bukan hanya soal angka, tapi bagaimana menciptakan nilai tambah dan pemerataan ekonomi,” kata Rosan.