Channel9.id-Jakarta. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan investasi sektor manufaktur mencapai naik dari Rp167,1 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp230,8 triliun pada semester I-2022. Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang menembus Rp584,6 triliun pada semester I tahun 2022. “Naik double digit,” ujarnya, Sabtu, 23 Juli 2022.
Dia menjelaskan selama ini peningkatan investasi di sektor industri selalu memberikan dampak berantai yang luas bagi perekonomian nasional. Selain menambah devisa dan penyerapan tenaga kerja, juga memperkuat struktur manufaktur sehingga industri di Indonesia bisa lebih berdaya saing. “Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi, karena didukung dengan potensi pasar yang besar dan kebijakan pemerintah yang probisnis, termasuk upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19,” paparnya.
Pemerintah bertekad konsisten meningkatkan iklim usaha dan investasi yang kondusif, serta mengendalikan pandemi agar realisasi investasi terus meningkat. “Selain itu permintaan domestik yang kian membaik seiring pula dengan keleluasan mobilitas aktivitas masyarakat. “Juga percepatan pemberian vaksin booster kepada masyarakat dan para pekerja industri, menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor berekspansi di Tanah Air,” kata Agus.
Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menyebutkan pada Januari-Juni 2022 penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp65,2 triliun. Angka ini berkontribusi 23,8 persen dari total PMDN Rp274,2 triliun. Adapun penanaman modal asing (PMA) sektor industri menembus Rp165,6 triliun, penyumbang tertinggi 53,4 persen dari total Rp310,4 triliun.
Agus mengatakan investor saat ini lebih banyak mengincar sektor produktif seperti industri manufaktur dibanding sektor lainnya. Selain mendorong sektor industri padat modal untuk transfer teknologi, pemerintah memacu sektor industri padat karya. “Sebagai upaya meningkatkan serapan tenaga kerja di dalam negeri,” ujarnya.
Sepanjang semester I 2022 sektor manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar pada PMDN adalah industri makanan dengan nilai Rp24,2 triliun atau naik 8,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan untuk PMA, kontribusi terbesar industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai US$ 5,7 miliar atau naik 26,3 persen, serta industri kimia dan farmasi sebesar US$ 1,8 miliar atau naik 8,1 persen.
“Secara kumulatif untuk PMDN dan PMA pada semester I 2022 investasi sektor manufaktur yang paling dominan adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp87,9 triliun atau naik 15 persen (yoy), disusul industri makanan sebesar Rp42 triliun atau naik 7,2 persen,” sebut Menperin.