Channel9.id, Jakarta – Militer Israel mengumumkan telah menewaskan seorang pemimpin sel Hamas yang disebut menyamar sebagai jurnalis Al Jazeera dalam serangan udara di Kota Gaza pada Minggu (10/8/2025). Klaim tersebut langsung dibantah dan dikecam oleh Al Jazeera, stasiun televisi berbasis di Qatar.
Mengutip Reuters, Senin (11/8/2025), serangan udara itu menewaskan Anas Al Sharif—jurnalis senior Al Jazeera—bersama tiga jurnalis lainnya, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, dan Mohammed Noufal, serta seorang asisten. Serangan terjadi di area tenda dekat Rumah Sakit Shifa, Gaza timur. Pejabat medis menyatakan total ada tujuh korban jiwa.
Dalam pernyataan resmi, militer Israel menyebut Al Sharif memimpin sel teroris Hamas yang bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil dan pasukan IDF. Klaim tersebut, menurut Israel, didukung oleh informasi intelijen dan dokumen yang diklaim ditemukan di Gaza.
Hamas menilai serangan itu sebagai tanda dimulainya ofensif baru Israel. “Pembunuhan terhadap jurnalis dan upaya mengintimidasi mereka yang tersisa membuka jalan bagi kejahatan besar yang direncanakan pendudukan di Kota Gaza,” ujar kelompok tersebut.
Al Jazeera juga mengecam keras serangan tersebut, menyebut Al Sharif sebagai salah satu jurnalis paling berani di Gaza dan menuduh Israel berupaya membungkam media menjelang rencana pendudukan Gaza.
Pernyataan ini muncul di tengah rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melancarkan ofensif besar merebut kendali penuh atas Gaza. Wilayah tersebut saat ini menghadapi krisis kelaparan yang memburuk sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023.
Sebelumnya, kelompok kebebasan pers dan pakar PBB telah memperingatkan risiko tinggi terhadap keselamatan Al Sharif. Bulan lalu, Pelapor Khusus PBB Irene Khan menyebut tuduhan Israel terhadapnya tidak berdasar. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) pada Juli lalu juga menyerukan komunitas internasional melindungi Al Sharif dari ancaman yang ia hadapi akibat liputannya di Gaza.