Ekbis

Jaga Ketahanan Pangan, Pemerintah Kurangi Impor dan Fokus Perkuat Produksi Lokal

Channel9.id, Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya menjaga ketahanan pangan nasional dengan memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Tiga komoditas utama—beras, jagung, dan daging sapi—dipastikan dalam kondisi aman hingga akhir tahun 2025, namun tantangan produktivitas tetap menjadi perhatian.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa strategi nasional kini difokuskan pada optimalisasi neraca pangan serta efisiensi distribusi, tanpa melulu bergantung pada impor. Hal ini disampaikannya usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas Neraca Komoditas di Jakarta, Kamis (16/5/2025).

“Stok nasional dalam kondisi cukup. Tapi lebih dari itu, kita juga memperbaiki proses produksi dan pascapanen agar tidak hanya bergantung pada volume, tapi juga efisiensi dan kualitas,” ujar Arief dalam keterangan resminya, Sabtu (17/5/2025)..

Untuk beras, pemerintah mencatat surplus produksi 3,33 juta ton pada semester pertama 2025—naik 128% dari tahun sebelumnya—dengan stok akhir tahun diproyeksikan mencapai 10,23 juta ton. Namun, Arief mengingatkan bahwa persoalan seperti rendahnya rendemen gabah dan tingginya kadar air masih menghambat kualitas beras. Pemerintah pun mendorong edukasi panen dan peningkatan infrastruktur pascapanen.

Di sektor daging, pasokan dipastikan mencukupi. Total ketersediaan daging sapi dan kerbau diperkirakan mencapai 1,11 juta ton, jauh di atas kebutuhan nasional sebesar 766,9 ribu ton. Stok akhir tahun diproyeksikan 345 ribu ton. Pemerintah pun memangkas impor daging beku hingga 100 ribu ton dan menggantinya dengan pembelian 184 ribu ekor sapi bakalan hidup, guna menggerakkan ekonomi peternak lokal.

“Dengan sapi hidup, kita dorong penggemukan di dalam negeri, melibatkan petani, membuka lapangan kerja, dan menciptakan nilai tambah,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan.

Untuk jagung, pemerintah memproyeksikan produksi 20,48 juta ton hingga akhir tahun, sementara kebutuhan nasional 14,85 juta ton. Stok akhir 2025 diperkirakan mencapai 5,63 juta ton. Pemerintah juga terus menyerap jagung lokal dan menjaga harga sesuai acuan Rp5.500/kg, sembari mengatur ketat impor untuk kebutuhan industri.

“Impor untuk industri seperti makanan dan minuman tetap diizinkan, tapi hanya di luar masa panen raya,” tegas Arief.

Dengan pendekatan ini, pemerintah tidak hanya menjaga stabilitas pangan, tetapi juga berupaya memperkuat kemandirian sektor pertanian dan peternakan nasional.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  63  =  68