Channel9.id – Jakarta. Jam 5 pagi masuk sekolah yang jadi kebijakan Gubernur NTT dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT menyebabkan kurang tidur yang berdampak buruk pada anak-anak.
Menurut Restno Listiyarti, Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), jika merujuk pada berbagai kajian tentang dampak buruk bagi anak-anak yang kurang istirahat tidur, maka kebijakan masuk sekolah pukul 5 wita akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak, termasuk pada Kesehatan dan kemampuan belajarnya.
“Usia anak menurut UU Perlindungan Anak adalah 0-18 tahun. Apalagi untuk anak-anak berkebutuhan khusus, karena anak-anak SLB juga masuk pukul 5 wita,” kata Retno melalui keterangan tertulis di Jakarta, 28 Februari 2023.
Baca juga: Jam 5 Pagi Sekolah di NTT, Bahayakan Anak, Ini Penjelasan FSGI
Baca juga: AS Berkomitmen Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi Dengan Indonesia
Baca juga: Sering Tidur Pagi Karena Kurang Tidur, Ini Nih Bahayanya Bagi Kesehatan
Apabila sang anak tidak cukup waktu tidurnya, lanjut Retno, sebuah studi membuktikan bahwa anak-anak yang kurang jam tidurnya cenderung memiliki mood yang tidak stabil, mudah marah, sulit konsentrasi ketika melakukan sesuatu dan mengalami penurunan kemampuan belajar ketika di sekolah.
“Tidak hanya untuk saat ini, kemampuan belajarnya bertahun-tahun ke depan juga bisa ikut terpengaruh,” ujar Retno.
Retno menambahkan, penelitian yang dipublikasi di Journal Academic Pediatrics menunjukkan bahwa gangguan belajar, mengingat dan analisa pada anak usia sekolah dasar dapat disebabkan oleh kurangnya jam tidur saat anak masih berusia balita. “Jadi, jangan pernah menyepelekan kecukupan tidur anak,” ujarnya.
Dijelaskan Dewan Pakar FSGI, stres dan pola hidup tidak sehat sering kali menjadi penyebab seseorang kurang tidur. Padahal, kebutuhan manusia akan tidur setara dengan kebutuhan dasar lainnya, seperti makan dan bernapas. Bila dibiarkan, kurang tidur dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
“Tidur sangatlah penting bagi tubuh. Pada saat tidur, tubuh akan memperbaiki diri, baik secara fisik maupun mental, sehingga kita merasa segar dan berenergi saat bangun serta siap menjalani aktivitas. Ini penting dan perlu bagi anak-anak yang sedang tumbuh kembang sampai usianya 18 tahun”, beber Retno.
Kebutuhan tidur setiap orang tidak sama. Namun, kata pemerhati anak itu, tubuh umumnya membutuhkan tidur berkualitas selama 7–9 jam setiap harinya. Sementara itu, anak-anak dan remaja membutuhkan waktu tidur lebih banyak, yaitu sekitar 8–10 jam setiap hari.
“Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan tidur yang tidak tercukupi, bisa menyebabkan anak terlihat lelah, tubuh terasa lemas, menguap sepanjang hari, dan sulit konsentrasi serta kejang saat tidur,” pungkas Retno.