Channel9.id-Jakarta. Presiden Joko Widodo resmi memberhentikan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kapolri. Tito akan mengemban tugas baru di pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Meski belum dipastikan posisi barunya, namun namanya santer dikaitkan bakal menjadi Menteri Dalam Negeri.
Jenderal kelahiran Palembang 54 tahun lalu ini, merupakan polisi profesional yang sangat menguasai terorisme sekaligus akademisi dan guru besar di PTIK.
Kepaiawaian Tito dalam bidang terorisme dan radikalisme sudah terbukti, di tengah isu radikalisme yang semakin menguat di Indonesia.
Pengalaman dalam menangani terorisme dimulai sejak menjabat Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya pada tahun 2004. Ia sempat menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Maret 2016, sebelum diangkat menjadi Kapolri pada 13 Juli 2016).
Tito beberapa kali menangani kasus yang sangat menarik perhatian antara lain bom di Kedubes Filipina, bom Natal, bom Bursa Efek Jakarta, dan bom hotel JW Marriot yang menewaskan 9 orang dan melukai 53 lainnya.
Selanjutnya bom Kedubes Australia, bom Ritz Carlton dan JW Marriot, bom Sarinah Thamrin, dan kasus yang mengguncang dunia yaitu bom Bali II yang menimbulkan korban jiwa 23 orang termasuk diantaranya turis asing.
Karena keahliannya dalam menangani terorisme dan radikalisme, Tito seringkali diundang menjadi pembicara di dunia international. Tahun 2005, ia pernah menjadi pembicara dalam Anti Terrorism Conference di New Zealand.
Pada tahun 2007, Tito juga menjadi pembicara tamu di Asian Conference on Global Security. Istanbul Conference on Terrorism and Global Security. Kemudian pada tahun 2009, Tito juga menjadi pembicara pada seminar Terorism and Political Conflicts di Phonm Penh tahun 2009.
Selain menjadi pembicara, Tito pun pernah didapuk menjadi trainer untuk Integrated National Police (INP) dan Philiphine National Police (PNP) pada tahun 2009 di Filipina.
Loyalitas dan kapabilitas Tito diyakini tak perlu diragukan lagi. Keberhasilan Tito dalam membawa Polri lebih baik ini dinilai menjadi pertimbangan penting ketika akhirnya mendapatkan tugas baru, terutama untuk membenahi institusi yang besar dan kompleks, seperti Kemendagri.