Channel9.id-Jakarta. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap dua penyebab utama melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, yakni libur lebaran dan varian delta. Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke VIII Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu, 30 Juni 2021.
“Begitu ada liburan lebaran kemarin, plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu (kasus positif) per hari,” ujar Jokowi dikutip melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Karena dua faktor tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta seluruh elemen masyarakat Indonesia agar lebih berhati-hati dan tetap waspada terhadap potensi penularan virus Covid-19.
Baca juga: IDI: Melonjaknya Kasus Covid-19 Karena Masuknya Varian Delta
Pasalnya, dalam catatan laporan perkembangan kasus Covid-19 yang ia terima, Indonesia pernah mendapat kenaikan kasus positif di akhir Januari hingga awal Februari 2021 mencapai 176 ribu kasus aktif. Namun, angkanya sempat turun di Mei pertengahan menjadi 87 ribu.
“Sudah turun dalam empat bulan. Pelan, pelan, pelan, pelan, pelan turun sampai 87 ribu,” imbuhnya.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 di dalam negeri mulai melonjak, Jokowi mengaku sempat menghubungi Perdana Menteri India, Narendra Modi, untuk meminta resep keberhasilannya dalam menekan laju penyebaran pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Setelah itu, Jokowi pun menerima laporan dari pihak terkait dan menduga biang kerok atau sebab lonjakan pada bulan Juni ini disebabkan liburan lebaran dan varian Delta.
Meski begitu, eks Wali Kota Solo ini memastikan, Pemerintah setiap harinya akan mempelajari laju perkembangan penyebaran virus dari Wuhan tersebut. Menurutnya untuk menekan penyebaran tidak hanya mengandalkan dari makronya saja, tapi harus secara detail mikronya.
“Detail mikronya juga harus tahu angka-angkanya, harus tahu posisi di mana bergeraknya juga harus kita ikuti,” imbuhnya.
Dalamkesempatan tersebut, Jokowi juga menyinggung perihal ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit. Ia menyebut pada pertengahan Januari 2021 lalu, Indonesia pernah berada di angka 66 persen ketersediaan tempat tidur, namun di Mei turun menjadi 28 persen.
“Kecil sekali. Betul-betul keterisian tempat tidur di rumah sakit itu menjadi sangat kecil. Tetapi tidak ada satu bulan, melompat menjadi, hari ini, 72 persen (secara) nasional. Hati-hati,” serunya.
Akan tetapi, Jokowi menjadikan Wisma Atlet sebagai patokan untuk mengetahui ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19 rumah sakit. Ia mengaku setiap pukul 10.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB kerap bertanya dengan dokter tugas atau kolonel Arifin mengenai keterisian ranjang di Wisma Atlet.
“Pernah di September itu sembilan 92 persen saya betul-betul sudah Gemetar. Kemudian bisa turun, turun bahkan di pertengahan bulan Mei 18 Mei itu mencapai 15 persen dari 92 turun menjadi 15 udah senang sekali kita saat itu,” ungkapnya.
“Tapi begitu liburan (lebaran), hari ini saya harus ngomong apa adanya, 90 persen. Inilah angka-angka yang harus saya sampaikan apa adanya,” tutup Jokowi.
IG