Channel9.id-Myanmar. Tujuh orang telah menjadi korban pasukan keamanan di Myanmar ketika mereka menembakkan pelurunya terhadap para pengunjuk rasa, pada Kamis (11/3/2021). Kelompok HAM Amnesti Internasional menuduh junta militer menggunakan taktik militer untuk menghadapi para pengunjuk rasa.
Enam orang terbunuh di kota Myaing ketika pasukan junta militer datang untuk membubarkan massa. Hal ini dikonfirmasi oleh petugas rumah sakit disana.
“Kami berunjuk rasa dengan damai,” kata seorang berumur 31. “Saya tak percaya mereka benar-benar melakukannya”.
Satu orang meninggal di distrik Dagon Utara kota Yangon menurut media lokal. Foto-foto yang beredar di Facebook menunjukkan seorang pria yang terbaring lemas di jalanan dengan darah keluar dari luka di kepalanya.
Baca juga : Pengakuan Polisi Myanmar yang Melarikan Diri ke India
Amnesti Internasional menuduh pasukan Myanmar menggunakan taktik perang kepada para pengunjuk rasa dan mengatakan pembunuhan-pembunuhan yang terdokumentasi sama dengan eksekusi di luar hokum.
“Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi yang mengimplikasikan sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan. Mereka mengerahkan pasukannya dan membunuh dengan gamblangnya,” ujar pernyataan dari Amnesti Internasional.
Juru bicara junta militer menolak untuk langsung memberikan soal ini, namun mengatakan nanti akan ada konferensi berita yang diadakan oleh dewan militer di Ibukota Naypyitaw pada pukul 14:00 waktu setempat, hari Kamis (11/3/2021).
Sebelumnya junta militer menyatakan bahwa mereka sudah bertindak se-hati-hati mungkin dalam menangani unjuk rasa di Myanmar. Mereka berdalih mereka hanya menangani pengunjuk rasa yang rusuh yang menyerang polisi dan mengancam keamanan dan stabilitas nasional.
(RAG)