Nasional

Kabar Duka, Aktivis Senior dan Pemred Prisma Harry Wibowo Tutup Usia

Channel9.id – Jakarta. Kabar duka datang dari dunia intelektual Indonesia. Aktivis sekaligus pemikir kritis, pemimpin redaksi jurnal Prisma, Harry Wibowo bin Hargono Singgih, meninggal dunia pada Senin (19/5/2025) pukul 04.06 WIB di Jakarta. Kabar ini disampaikan oleh rekan-rekannya melalui berbagai kanal media sosial dan dikonfirmasi oleh sahabat dekatnya, Denny JA.

Harry Wibowo, atau yang akrab disapa Harwieb, dikenal sebagai aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1979. Ia memainkan peran penting dalam gerakan intelektual melawan rezim Orde Baru, dengan pendekatan khasnya yang tenang namun tajam dalam menyampaikan kritik terhadap kekuasaan.

“Kepergian Harwieb bukan sekadar kehilangan sahabat. Ia tipe manusia yang kini makin langka: mereka yang berpikir sambil bertindak, dan bertindak sambil berpikir,” ungkap Denny JA, aktivis dan penulis yang pernah satu gerakan dengan almarhum, dalam esai perpisahannya yang dipublikasikan pada hari yang sama.

Denny mengenang Harry sebagai sosok yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kebebasan, keadilan, dan hak asasi manusia. “Ia membawa bersamanya pemikiran Karl Marx, Max Horkheimer, Paulo Freire… Di ruang diskusi, ia tak hanya membaca buku, tapi dihidupi oleh buku,” tulis Denny.

Harry Wibowo juga dikenal melalui kiprahnya sebagai Pemimpin Redaksi Jurnal Prisma, salah satu jurnal sosial-politik paling prestisius di Indonesia. Ia memilih jalur sunyi intelektual, menolak gemerlap politik dan bisnis, dan tetap setia pada dunia gagasan.

“Saya sempat duduk satu meja dengannya tujuh tahun lalu. Ia datang membawa proposal untuk membentuk Indeks Hak Asasi Manusia Indonesia. Ia bilang, ‘Gue eksekutor, elo penyandang dana. Kita bentuk lembaga yang punya daya ukur etis terhadap negara,’” kenang Denny.

Hingga akhir hayatnya, Harry dikenal sebagai pemikir yang gigih mengangkat isu pelanggaran HAM berat masa lalu, terutama tragedi 1965-1966 yang ia nilai sebagai bentuk genosida yang setara dengan tragedi Armenia. Sikap ini menjadikan dirinya sebagai salah satu suara penting dalam upaya rekonsiliasi sejarah bangsa.

Kabar wafatnya Harwieb juga disampaikan oleh para sahabatnya di berbagai jaringan aktivis. “Innalillahi wa innailaihi roji’un. Telah berpulang dengan tenang Harry Wibowo bin Hargono Singgih. Mohon dimaafkan segala salah dan khilafnya,” tulis salah satu pesan duka yang tersebar di jejaring aktivis.

Semasa hidupnya, Harry dikenal sebagai pribadi sederhana, rendah hati, dan tidak pernah lelah berdiri di sisi kebenaran, meski sering harus berjalan di lorong yang sunyi. Ia percaya bahwa kecerdasan bukan untuk patuh, tapi untuk berani. “Cukup secangkir minuman, kertas-kertas yang bernafas, dan keyakinan bahwa gagasan yang historis tak pernah kadaluarsa,” tulis Denny JA, mengenang sahabatnya itu.

Selamat jalan, Harwieb. Pemikiranmu akan terus hidup di benak mereka yang percaya bahwa perubahan sejati lahir dari keberanian untuk berpikir dan bertindak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

35  +    =  40