Nasional

Kabar Duka, Dalang Senior Ki Anom Suroto Tutup Usia

Channel9.id – Jakarta. Dalang kondang asal Sukoharjo, Ki Anom Suroto, meninggal dunia pada Kamis (23/10/2025) pagi. Ia wafat di Rumah Sakit dr Oen Kandang Sapi, Solo, setelah menjalani perawatan selama lima hari.

Putranya, Jatmiko, membenarkan kabar tersebut. Ia mengatakan sang ayah mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.00 WIB.

“Iya betul (meninggal dunia), jam 7 pagi tadi di Rumah Sakit dr Oen Kandang Sapi, Solo,” kata Jatmiko, Kamis, dikutip dari detikJateng.

Menurut Jatmiko, kondisi kesehatan Ki Anom sempat membaik dan masih sadar saat dirawat di ruang ICU. Namun, pada Kamis pagi, kondisinya menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

“Kemarin masih sadar, tadi sudah nggak,” ujarnya.
Jatmiko menambahkan, sebelum berpulang, ayahnya masih sempat berpesan agar anak-anaknya hidup rukun dan melanjutkan perjuangan di dunia pedalangan.

“Kemarin masih sempat berkomunikasi, intinya suruh melanjutkan perjalanan bapak, sama anak-anak rukun, nggak boleh ada yang berkelahi,” ucapnya.

Jenazah Ki Anom akan disemayamkan di Ndalem Timsan, Makamhaji, Sukoharjo.

Ki Anom Suroto lahir di Juwiring, Klaten, pada 11 Agustus 1948. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia seni pedalangan Indonesia dan memiliki dedikasi panjang terhadap pelestarian budaya wayang.

Ia mulai menekuni dunia pedalangan sejak usia 12 tahun dan dikenal luas pada era 1970-an. Putra dari dalang Ki Sadiyun Harjadarsana ini juga merupakan kakak kandung dari dalang populer Ki Warseno Slenk.

Dalam perjalanan kariernya, Ki Anom menempuh pendidikan pedalangan di berbagai lembaga, seperti Himpunan Budaya Surakarta (HBS), Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, hingga Habiranda Yogyakarta.

Sejak 1968, ia tampil di Radio Republik Indonesia (RRI) setelah melalui seleksi ketat. Sepuluh tahun kemudian, ia diangkat menjadi abdi dalem Penewu Anon-anon dengan gelar Mas Ngabehi Lebdocarito.

Ki Anom juga dikenal sebagai satu-satunya dalang Indonesia yang pernah tampil di lima benua. Ia pernah tampil di Amerika Serikat pada ajang Kebudayaan Indonesia di AS (KIAS) tahun 1991, serta di Jepang, Spanyol, Jerman Barat, Australia, dan Rusia.

Sebagai bagian dari pengayaan ilmu pedalangan, ia juga pernah dikirim ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani oleh Ketua Umum Sena Wangi, Dr. Soedjarwo, untuk memperdalam pengetahuan tentang kisah dewa-dewa.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  7  =