Karyawan Google Mengaku Dipecat Karena Ikuti Kebijakan “Don’t be Evil”
Techno

Karyawan Google Mengaku Dipecat Karena Ikuti Kebijakan “Don’t be Evil”

Channel9.id-Jakarta. Google punya kontrak yang mewajibkan karyawan untuk mematuhi kebijakan “don’t be evil” atau jangan jahat. Namun demikian, tiga mantan karyawan Google itu menuntut perusahaan karena mereka diberhentikan setelah membeberkan tindakan Google yang “evil” atau jahat, dilansir dari The Verge (1/12).

Adapun ketiga mantan karyawan itu ialah Sophie Waldman, Rebecca Rivers, dan Paul Duke. Memang, di tahun ini, Kepala Dewan Hubungan Perburuhan Nasional menilai bahwa Google bisa dibilang melanggar undang-undang perburuhan Amerika Serikat (AS) karena memecat tiga karyawan itu. Bahkan, mereka menuduh Google telah membatasi gerak aktivisme di perusahaannya.

Melalui gugatan yang diajukan di negara bagian California, mereka menuduh Google telah melakukan kejahatan. Namun, imbasnya mereka dihukum dengan dipecat karena menyeret nama perusahaan.

Gugatan tersebut menyatakan bahwa pada saat ketiga karyawan itu dipekerjakan oleh Google, mereka semua menandatangani kontrak yang menyertakan aturan “don’t be evil”. Jadi, ketika mereka mempertanyakan dan mengajukan petisi menentang cloud kontroversial Google dengan Patroli Pabean dan Perbatasan administrasi Trump pada 2019, mereka yakin bahwa mereka sesuai dengan kontrak mereka—dengan mengutip kemungkinan contoh pelanggaran hak asasi manusia di perbatasan.

“Don’t be evil” telah menjadi bagian dari Kode Etik Google sejak 2000-an. Meskipun perusahaan induk Google, Alphabet, menggantinya dengan “do the right thing” pada 2015, frasa tersebut masih hidup dan tercantum di Kode Etik terbaru Google, yang menyatakan: “Dan ingat … jangan jahat, dan jika Anda melihat sesuatu yang menurutmu tak benar—bicaralah!”

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  6  =