Channelk9.id-Jakarta. Dunia entertainment Indonesia melahirkan talenta baru dengan ciri khas tersendiri dalam karya lagunya. Kali ini, musisi muda asal Bandung, Kay Sebastene, kembali hadir di panggung musik Indonesia dengan merilis lagu terbarunya berjudul ‘I’m Not’. Sebuah lagu yang menjadi pembuka dari album debut bertajuk ‘Are You OK?’ yang dijadwalkan rilis akhir tahun ini.
Tak sekadar lagu, ‘I’m Not’ menjadi titik awal dari perjalanan emosional Kay dalam menghadirkan karya yang merefleksikan kejujuran dan sisi tergelap dari dirinya. Pertanyaan sederhana seperti ‘Are You OK?’ menjadi dasar filosofi dari lagu ini. Namun bagi Kay, pertanyaan itu bukan sekadar basa-basi.
“Kalau orang bertanya, Are You OK? itu karena mereka merasa aku nggak baik-baik saja. Padahal aku sendiri belum tentu siap mengakui itu,” kata Kay Sebastene, beberapa waktu yang lalu.
Melalui lagu ‘I’m Not’ Kay menjawab pertanyaan itu dengan jujur tanpa berusaha menutupi luka atau rasa tidak baik-baik saja yang selama ini ia simpan rapat.
Lagu ini juga menandai perubahan besar dalam cara Kay mengekspresikan diri sebagai musisi. “Aku ingin mulai dengan jujur, karena aku tahu di dalam diri aku, ada bagian-bagian yang gelap, buruk, dan tidak selalu bisa ditunjukkan ke dunia. Tapi sebagai Kay Sebastene, aku harus berani mewakili itu semua,” bebernya.
Dalam video musik ‘I’m Not’ Kay kembali merujuk karakter alter ego-nya dari MV who the hecK yang dirilis pada 2023. Namun kali ini, pilihan visualnya lebih personal. Di penghujung MV sebelumnya, karakter Kay dihadapkan pada pilihan antara pintu merah dan biru, yang akhirnya membawanya kembali ke titik awal sebuah simbol bahwa kejujuran adalah jalan keluar dari kegelapan. Warna ungu yang muncul sebagai mantel di atas delman dalam era sebelumnya, kini kembali sebagai simbol kejujuran.
Album ‘Are You OK?’ bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan bagian dari gerakan sosial yang diinisiasi oleh Kay dan timnya, We Eleveight. Bersama timnya, Kay mengajak publik untuk menulis surat kepada diri sendiri sebagai bentuk refleksi dan penerimaan. Dari 100 surat yang dibagikan di Jalan Braga, Bandung, lebih dari 70 di antaranya dikembalikan dengan kisah menyentuh.
“Makasih udah bikin aku selama lima menit merenung dan jujur sama diri sendiri sebelum menulis tentang apa yang aku rasain di suratnya,” tulis salah satu partisipan secara anonim.
Proyek ini menunjukkan bagaimana musik bisa menjadi medium untuk menciptakan ruang aman dalam mengekspresikan diri. Kay berharap karyanya bisa menemani mereka yang sedang berjuang dengan kesepian dan pencarian jati diri.
“Tidak apa-apa jika pendengar masih belajar untuk menerima diri sendiri. Jika album ini dapat mendorong kamu jauh dari kesepian dan menemani perjalanan penerimaan diri kamu, itu akan menjadi kehormatan bagi saya,” papar Kay.
Dari sisi visual, ‘I’m Not’ merupakan satu dari lima MV yang akan dirilis berurutan, membentuk satu universe sinematik yang utuh. Dalam proses ini, Kay menggandeng kolaborator seperti rapper PB Glas dan menghadirkan cameo dari filmmaker Chandra Liow serta drifter Rachel Florencia. Visual dan musik berpadu menjadi narasi puitis tentang perjuangan mental dan penerimaan diri yang jarang dibahas secara terbuka oleh musisi muda tanah air.
Dengan ‘I’m Not’ Kay Sebastene tak hanya menghadirkan karya, tapi juga membuka ruang dialog dengan dirinya sendiri dan dengan para pendengar. Lewat musik dan gerakan sosialnya, Kay menunjukkan bahwa keberanian bukan tentang terlihat kuat, tapi tentang mengakui bahwa kita pun bisa rapuh. Dan dari sanalah, era baru dalam musik Indonesia dimulai.
Baca juga:
Kontributor: Akhmad Sekhu