Kecemasan Pada AI Akan Mengambil Alih Pekerjaan Manusia
Techno

Kecemasan Pada AI Akan Mengambil Alih Pekerjaan Manusia

Channel9.id-Jakarta. Kecemasan terhadap AI yang gantikan pekerjaan manusia kian membesar. Pendidikan masih dianggap sebagai kunci masalah ini. Pada penghujung bulan Mei 2023, Center for AI Safety (CAIS) merilis pernyataan yang menyerukan perhatian pemangku kebijakan dan masyarakat untuk mewaspadai bahaya kecerdasan buatan (AI).

Laman resmi CAIS memuat statement 22 kata yang telah mendapat tanda tangan ratusan ilmuwan AI dan praktisi industri. Sam Altman, CEO Open AI dan Demis Hassabis, CEO Google Deepmind adalah dua dari banyak figur pengembangan layanan kecerdasan buatan.

Kecemasan terhadap bahaya AI tersebut berkaitan dengan potensi kepunahan massal atau bencana sejenisnya disebabkan oleh AI secara sengaja atau tidak sengaja. Kecemasan terhadap perkembangan pesat AI juga dirasakan oleh masyarakat. Namun penyebab utamanya adalah potensi AI yang dapat menggantikan sumber pendapatan harian mereka.

Laporan bank Goldman Sachs menyebutkan bahwa perangkat lunak AI dapat menggantika banyak fungsi pekerjaan yang mencapai 300 juta posisi full time. Generative AI dapat memproduksi hasil pekerjaan yang mirip dengan karya manusia. Keadaan ini diperkirakan akan menggantikan banyak pekerjaan di Eropa dan Amerika Serikat meskipun disebut dapat tingkatkan produktivitas global mencapai 7%.

Dilansir dari BBC, Carolyn Montrose, konsultan karir dan dosen Colombia University di Newyork, menyebutkan bahwa menghadapi kemajuan teknologi semacam itu dapat memantik ketakutan. Namun dia menyebut bahwa pekerja tidak harus melihatnya sebagai ancaman eksistensial.

Selain itu, keberadaan akses terhadap layanan AI sebagai kemajuan teknologi bukan kali pertama manusia menghadapi hal semacam ini. Masyarakat diharapkan dapat beradaptasi dengan perubahan ini.

Scott Likens dari PwC menyebutkan bahwa AI sebenarnya berperan untuk otomatisasi pekerjaan manusia, dengan kata lain mempermudah kerja berat. “untuk menghadapi adaptasi teknologi, Pendidikan dan pelatihan adalah kunci utama bagaimana pekerja dapat mengembangkan diri,” ucap dia.

Salah satu hal yang dapat dipertimbangkan untuk menghadapi kecemasan terhadap AI adalah nilai unik yang dimiliki manusia. Hal semacam ini dialami oleh salah satu narasumber yang di wawancarai oleh BBC, Claire seorang pekerja Lembaga konsultasi London yang telah memiliki pengalaman kerja 6 tahun. Dia merasa terancam dengan keberadaan AI yang dapat melakukan kerjanya. Disebutkan bahwa Claire percaya bahwa nilai manusia yang dimilikinya justru dapat berkembang dengan pelatihan dan Pendidikan yang relevan.

Walaupun sekilas kecemasan masyarakat terhadap potensi AI dapat ditangani dengan Pendidikan. Hal ini menuntut pelaksanaan Pendidikan yang relevan dengan kemajuan jaman dan inklusif.

(FB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1  +  8  =