Channel9.id-Jakarta. PKB menyampaikan selamat atas lahirnya kembali Partai Masyumi, partai yang dibubarkan pada era Presiden pertama RI Sukarno. PKB menyebut akhirnya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bisa menjadi parpol soal Masyumi Reborn.
“Salut, akhirnya KAMI jadi partai. Saya mengucapkan selamat, mari kita fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan dan merebut suara umat,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Sabtu (07/11/2020).
Jazilul tidak khawatir kehadiran Masyumi Reborn membuat suara PKB tergerus. Ia justru tak yakin Partai Masyumi dapat masuk ambang batas parlemen.
“Kami tidak khawatir (suara tergerus), dan kami pun kurang yakin partai baru ini bisa masuk ambang batas parlemen,” ujarnya.
Wakil Ketua MPR ini mengatakan sulit bagi sebuah partai baru untuk bisa lolos parliamentary threshold (PT). Terlebih jika hanya mengandalkan romatisme masa lalu.
“Itu tidak mudah, apalagi bila hanya mengandalkan romantisme masa lalu. Saat ini ideologi masa lalu mulai pudar karena keadaan sudah berubah dan masyarakat makin pragmatis,” sebutnya.
Diketahui, sejumlah dari anggota KAMI membangkitkan kembali Partai Masyumi. Mereka menyebutnya Masyumi Reborn.
Baca juga: Gatot Nurmantyo: KAMI Seratus Persen Tak Akan Jadi Parpol
Deklarasi dipimpin tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Cholil Ridwan. Tanda tangan deklarasi Partai Masyumi digelar di Aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020). Acara ini juga digelar via telekonferensi.
Seusai penandatanganan secara simbolis, Ahmad Cholil memberikan pidato politik dan menyinggung soal kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Ia juga berbicara soal ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Cholil juga menyinggung PKS. Cholil mengaku, kala dirinya sakit dan dijenguk senior PKS Hidayat Nur Wahid, ia meminta PKS menampung massa 212 dan eks Partai Bulan Bintang (PBB). Menurut Cholil, masukannya tidak didengarkan PKS.
“Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit, ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB. Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar, maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia untuk menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB,” katanya.
IG