Channel9.id-Jakarta. Berbagai pihak menyoroti kejanggalan proposal pengajuan anggaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Pasalnya, terdapat keanehan di dalam perencanaan anggarannya. Salah satu contoh yakni pengadaan lem Aibon dengan alokasi Rp81 miliar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa telah terjadi kesalahan dalam sistem. Sistem yang dimaksud Anies ialah sistem e-budgeting (penganggaran secara elektronik).
Menurut ia, selama penggunaan sistem ini memang selalu muncul angka aneh bila meng-input anggaran.

Segala dalih yang telah disebutkan justru menuai reaksi beragam dari warga net. Seperti cuitan Twitter @dr_tompi, akun dari Tompi.
“Yang Mulia Anies, kapan ada waktu kita ngobrol yuk. Sy bisa kasih arahan cara ngitung, cek harga pasar, biar kedepannya bener dan anda bs senang di surga kelak. Gak enak pak, masuk neraka gara2 org lain kan,” ujar penyanyi dan dokter gigi ini.
Pada cuitan berikutnya, ia berkata, “asli penasaran, apa iya selama ini sekolah2 SUDAH dikirimin alat tulis dan lem aibon itu?? Coba dong yg punya akses ngecek…”
Cuit tompi kedua pun diserbu warga net lainnya. “Gak kesekolah, ke anak punk buat ngefly,” ujar @Robetbee penuh canda.
Ada pun respon lain dari orang tua murid. Melalui akun Twitter-nya, @yani_cihuy mengatakan, “anak saya sekolah negri mas @dr_tompi , tp kami sbg ortu ga pernah dapat pembagian seperti itu, paling dpt buku baru di kelas 1, setelah naik kelas juga dpt buku bekas anak sebelumnya yg dibagikan.”
Selain itu, selebtwitter Handoko Tjung melalui akun Twitter-nya, @handokotjung, turut komentar soal anggaran Disdik tersebut.
“Barusan saya iseng-iseng menghitung lem Aibon yang dibeli menggunakan uang 82 Miliar bisa dipake buat apa, ternyata hasilnya bisa dipake buat ngelem Monas 95 kali,” ujarnya.
(LH)