Kejanggalan Kematian Diego Maradona
Internasional Lifestyle & Sport

Kejanggalan Kematian Diego Maradona

Channel9.id-Argentina. Ratusan warga Argentina berunjuk rasa meminta keadilan atas kematian legenda sepak bola Diego Maradona pada hari Rabu (10/3/2021). Awal minggu ini para ahli menemukan adanya kejanggalan atas kematian sang legenda dengan adanya dugaan kelalaian medis.

Para demonstran mengenakan jersey sepak bola saat berunjuk rasa, memegang banner dan mengibarkan bendera Maradona serta membawa replika raksasa Maradona di tengah ibukota Argentina, Buenos Aires.

“Dia tidak meninggal, dia dibunuh! Keadilan untuk Diego. Adili dan hokum mereka yang bersalah” sorak para pengunjuk rasa.

Dielukan sebagai salah satu pesepak bola terhebat di dunia, Maradona meninggal pada bulan November 2020 dikarenakan serangan janjtung di kota Tigre.

Maradona sangat dielu-elukan di negaranya, Argentina, setelah dia membawa Argentina memenangkan Piala Dunia 1986. Ratusan sampai ribuan warga Argentina turun kejalan dihari kematiannya untuk menghormati dan mengucapkan selamat tinggal kepada sang legenda.

Reporter Al Jazeera, Teresa Bo, melaporkan dari Buenos Aires, mengatakan “Para pengunjuk rasa yakin orang-orang yang menemani Diego Maradona di saat-saat terakhirnya, bertanggung jawab atas kematiannya”.

“Pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan banyak sekali polisi disini. Ada kericuhan kecil antara polisi dengan para fans Maradona,” kata Bo.

Pada hari senin, dewan medis yang dibentuk oleh jaksa penuntut umum Argentina bertemu untuk menganalisis kematian Maradona yang beberapa minggu sebelumnya menjalani operasi otak dan penggumpalan darah.

Penyelidik sedang mencari tahu apakah tim medis Maradona tidak merawatnya dengan benar dan apakah mereka salah menyatakan penyebab kematiannya. Dakwaan ini dapat mengakibatkan hukuman penjara selama 15 tahun.

Dewan medis, yang terdiri dari 10 spesialis resmi dan 10 orang terpilih, dijadwalkan akan mengumumkan temuannya dalam dua atau tiga minggu lagi.

Ahli bedah saraf Maradona, Leopoldo Luque, dan psikiatris Agustina Cosachov serta psikologis Carlos Diaz sedang dalam investigasi bersama dengan dua perawat, koordinator perawat dan koordinator medis.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

81  +    =  82