Channel9.id-Jakarta. Bom bunuh diri Peshawar membuat gempar Pakistan yang kini jumlah korbannya terus naik hingga ratusan. Gegernya bom bunuh diri ini sendiri juga dikarenakan lokasi masjid itu sendiri yang berada di kompleks kepolisian, yang mana untuk masuk ke masjid itu sendiri harus melalui beberapa prosedur keamanan.
Setelah terjadinya bom bunuh diri ini, beberapa sumber menduga kalau kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) adalah dalang dibalik tewasnya puluhan polisi dan puluhan warga sipil lainnya pada insiden tersebut.
Baca juga: 100 Orang Meninggal, Ratusan Lainnya Luka-Luka pada Bom Bunuh Diri Peshawar
Hal ini diperkuat dengan “laporan intelijen yang kredibel” pada tanggal 21 Januari lalu yang mengatakan kalau TTP berencana untuk lancarkan rangkaian serangan ke Peshawar and daerah lainnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Kemudian, tak lama setelah ledakan bom bunuh diri tersebut, Omar Mukaram Khorasai, ketua Jamaat-ul-Ahrar yang merupakan kelompok kecil TTP, mengatakan kalau merekalah yang menyerang masjid di Peshawar. Ia mengatakan kalau bom bunuh diri itu adalah serangan balasan atas kematian mantan ketua mereka, Omar Khalid Khorasani, di Afghanistan.
Reporter Al Jazeera mengatakan, “Mereka mengklaim atas serangan tersebut, dan mengatakan kalau itu adalah balas dendam mereka atas kematian anggotanya di Afghanistan. Kelompok ini adalah kelompok kecil TTP yang bergabung pada tahun 2020 lalu,” ujarnya.
Meskipun begitu, juru bicara TTP Mohammad Khorasani, menampik hal tersebut dan menegaskan kalau mereka tak akan pernah menyerang masjid, seminari, dan tempat ibadah lainnya. Ia mengatakan akan ada konsekuensi yang sangat berat jika anggota mereka melakukan hal tersebut.
Situasi keamanan di Pakistan sendiri tengah tegang sejak November lalu setelah TTP mengakhiri gencatan senjatanya dengan pemerintah.
TTP sendiri adalah kelompok terpisah dari Taliban Afghanistan dan mereka sangatlah dekat.
TTP telah sebelumnya juga memerangi Pakistan selama 15 tahun. Beberapa insiden peperangan yang membekas adalah serangan ke sekolah di Peshawar yang disponsori oleh militer negara. 154 korban tewas, yang kebanyakan adalah anak-anak.