Channel9.id – Jakarta. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Abdul Kadir menyampaikan pada Hari Keselamatan Pasien Sedunia, Selasa (14/9) angka kematian Ibu masih dalam kategori tinggi.
Data dari Kemenkes menyebutkan, 76 persen kematian ibu masih terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan di Indonesia. Adapun, proporsi kematian Ibu saat tengah hamil mencapai 24 persen, saat persalinan 36 persen, dan pasca persalinan sebesar 40 persen.
“Penyebab kematian saat hamil disebabkan oleh infeksi (sepsis) sebesar 32 persen, hipertensi 24 persen, dan lainnya seperti pendarahan, abortus, komplikasi obstetrik sebesar 28 persen,” tutur dia dalam diskusi virtual, Selasa (14/9).
Sedangkan, dia melanjutkan fase persalinan kematian ibu disebabkan oleh pendarahan dengan persentase 65 persen, ruptur uterus di 14 persen, dan hipertensi yang mencapai 11 persen.
Kemudian, untuk pasca persalinan kematian Ibu biasanya terjadi atas faktor infeksi (sepsis) 26 persen, pendarahan 15 persen, dan lainnya seperti abortus, komplikasi obstetrik yakni 29 persen.
Baca juga: Mendagri: Stunting, Kematian Ibu Hamil dan Bayi Agar Jadi Program Prioritas PKK
“Ternyata kesulitan saat persalinan disebabkan karena kondisi saat kehamilan menderita anemia, hipertensi, atau kurang gizi, dan faktor risiko lainnya,” tuturnya.
Selain itu, dia melanjutkan hingga saat ini lebih dari 62 persen kematian ibu dan bayi terjadi di Rumah Sakit.
Menurutnya, hal tersebut terjadi dikarenakan terlambatnya pasien dirujuk ke rumah sakit atau saat penanganan pasien sudah berada di kondisi kritis sehingga sulit untuk diselamatkan.
IG