Channel9.id – Jakarta. Dalam percakapan sehari-hari, kita sering mendengar istilah Cina, Tiongkok, dan Tionghoa. Namun, masih banyak yang belum memahami perbedaan dan konteks penggunaannya. Hal ini penting untuk dipahami guna menghindari kesalahpahaman dan potensi ketidaknyamanan dalam komunikasi.
Istilah-istilah ini memiliki akar sejarah yang panjang dan penggunaan yang bervariasi di Indonesia. Pengaruh kolonialisme dan perubahan politik di Asia Timur turut mempengaruhi cara masyarakat Indonesia menggunakan istilah-istilah ini.
Lantas, apa perbedaan istilah Cina, Tiongkok, dan Tionghoa?
Cina
Istilah “Cina” sering digunakan dalam konteks sehari-hari untuk merujuk pada negara Republik Rakyat Tiongkok. Namun, kata ini memiliki konotasi negatif dan historis yang merujuk pada masa penjajahan Belanda, sehingga penggunaannya bisa dianggap kurang sopan atau menyinggung.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “Cina” mengacu pada negara di Asia Timur, tetapi dalam praktiknya, penggunaan kata ini lebih disarankan untuk dihindari dalam konteks formal dan resmi.
Penggunaan istilah ini dalam konteks informal masih sering dijumpai, namun lebih baik berhati-hati untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Tiongkok
“Tiongkok” adalah istilah yang lebih netral dan sering digunakan dalam konteks resmi dan formal di Indonesia. Istilah ini juga digunakan dalam berbagai dokumen pemerintah dan media massa.
Menurut KBBI, “Tiongkok” mengacu pada Republik Rakyat Tiongkok. Penggunaan kata ini lebih disarankan untuk menghindari konotasi negatif yang mungkin timbul dari penggunaan istilah “Cina”.
Dalam sejarahnya, istilah “Tiongkok” dipopulerkan pada masa kemerdekaan Indonesia untuk menggantikan istilah “Cina” yang dianggap merendahkan.
Tionghoa
“Tionghoa” mengacu pada orang-orang keturunan Tiongkok yang tinggal di luar negeri, termasuk Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan etnis atau komunitas diaspora Tiongkok.
Menurut KBBI, “Tionghoa” adalah istilah yang merujuk pada orang-orang keturunan Tiongkok. Penggunaan kata ini sangat umum dalam konteks identitas etnis dan budaya. Istilah “Tionghoa” digunakan untuk menekankan identitas budaya dan etnis tanpa membawa konotasi negatif.
Penggunaan istilah-istilah ini juga mencerminkan dinamika sosial dan politik di Indonesia. Komunitas Tionghoa di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kebijakan pemerintah, dari diskriminasi di masa lalu hingga pengakuan sebagai bagian integral dari masyarakat Indonesia saat ini.
Istilah “Tionghoa” kini digunakan untuk mengakui dan menghormati kontribusi komunitas ini dalam pembangunan bangsa.
Dengan memahami perbedaan dan konteks penggunaan istilah Cina, Tiongkok, dan Tionghoa, kita dapat lebih bijak dalam berkomunikasi dan menghormati sensitivitas budaya serta sejarah yang ada. Pemahaman ini juga membantu dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
HT