Kepolisian Haiti: Mereka Awalnya Hanya Ingin Menangkap Presiden Moise
Internasional

Kepolisian Haiti: Mereka Awalnya Hanya Ingin Menangkap Presiden Moise

Channel9.id-Haiti. Kepolisian Haiti menyatakan kalau mereka berhasil menangkap salah satu dalang dibalik kasus pembunuhan Presiden Jovenel Moise, Senin (12/7/2021). Mereka mengatakan kalau orang itu adalah orang Haiti yang dituduh menyewa pembunuh bayaran untuk melengserkan dan menggantikan Moise.

Moise ditembak kepalanya pada saat malam hari di kediamannya di Port-au-Prince. Serangan tersebut dilakukan oleh 26 warga berkebangsaan Kolombia dan dua Haiti-Amerika. Kasus ini menyebabkan negara Karibia itu jatuh ke kekacauan yang lebih jauh.

Kepala Kepolisian Haiti Leon Charles dalam konferensi pers mengungkapkan kalau pria berusia 63 tahun bernama Christian Emmanuel Sanon terbang ke Haiti menggunakan jet pribadinya pada awal bulan Juni, ditemani oleh bodyguard dan menginginkan untuk menggantikan Moise.

Dia tidak menjelaskan motif Sanon lebih jauh lagi selain mengatakan kalau pembunuhan tersebut bersifat politik, namun menambahkan kalau salah satu pelaku menghubungi Sanon saat ditangkap. Lalu Sanon menelpon dua dalang lainnya.

“Misi para pelaku ini awalnya adalah untuk melindungi Emmanuel Sanon, namun misinya berubah dan mereka memberikan salah satu pelaku surat penangkapan Presiden Moise” ujar Charles.

Masih belum jelas mengapa Sanon ingin melengserkan Moise.

Kepolisian Haiti berhasil menangkap 18 pelaku berkebangsaan Kolombia dan tiga orang Haiti-Amerika, termasuk Sanon, karena kasus pembunuhan tersebut. Lima pelaku berkebangsaan Kolombia masih buron dan tiga lainnya tewas saat baku tembak.

Dikabarkan kalau para terduga pelaku mengaku kalau saat itu mereka hanya ingin menangkap Presiden Moise, bukan membunuhnya.

Seorang narasumber yang familiar dengan penyelidikan tersebut mengatakan dua pelaku Haiti-Amerika, James Solages dan Joseph Vincent, mengaku kepada para penyidik kalau mereka hanyalah translator di timnya. Tapi saat mereka tiba, mereka menemukan kalau Presiden Moise sudah meninggal.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  77  =  79