Channel9.id-Malang. Gerakan 26 juta masker di Jawa Timur yang diluncurkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian serta Gubernur Jawa Timur memecahkan rekor pembagian masker yang pernah ada di daerah selama ini.
Gerakan tersebut dilakukan secara gotong-royong oleh setiap Kabupaten Kota dan lintas elemen di Jawa Timur. Mereka masing-masing membagi tugas untuk menyediakan masker sebanyak-banyaknya agar bisa optimal dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan masker.
Mendagri Tito mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten/Kota atas upaya agresif dalam melakukan pencegahan penularan covid-19. Kini, angka kesembuhan di Jawa Timur mencapai angka tertinggi di pulau Jawa.
“Apresiasi saya sampaikan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kotanya yang sudah mulai agresif melakukan testing sehingga bisa memisahkan yang positif dan negatif. Kemudian juga treatment yang baik adanya rumah sakit, karantina, dan inovasi yang lain membuat angka kesembuhan tertinggi di Jawa, Ini juga cukup baik,” ujarnya pada Kegiatan Launching Gerakan 26 Juta Masker se-Provinsi Jawa Timur di Pendopo Agung, Kabupaten Malang, Jumat (07/08).
Menurut Tito, pembagian 26 juta masker ini tak hanya memecahkan rekor pembagian masker yang pernah ada di daerah selama ini. Namun, terutama untuk mendorong masyarakat lebih sadar lagi dalam penggunaan masker sebagai alat perang melawan covid-19.
“Hari ini kita melihat angka 26 juta, ini rekor sudah pecah lagi ini. Saya berharap dengan acara ini nanti bisa membantu untuk menekan penurunan angka covid-19, saya tahu upaya yang dikerjakan oleh Ibu khofifah sangat luar biasa dengan jajaran pemerintah daerah kabupaten/kota semua bekerja untuk menekan covid-19,” terangnya.
Lebih lanjut Tito mengajak solidaritas sektor swasta dan pengusaha turut andil dalam melalui kontribusi mengumpulkan dan membagikan masker kepada masyarakat luas gerakan bagi masker.
“Kita harapkan membaginya tidak hanya satu sektor, kegotongroyongan itulah yang kita harapkan. Pada saat mengumpulkan dan saat eksekusi membagikan dengan semua jalur yang ada,” katanya.
“Melalui struktur formal, Kecamatan, Kelurahan, Desa, RW, RT, Satpol PP, TNI, Polisi tetapi jalur-jalur normal juga perlu kita gunakan sesuai dengan local wisdom yang ada. Ada juga Ibu-Ibu Bhayangkari, Ibu-Ibu dari Dharma Wanita, Dharma Pertiwi ya. Disini juga kuat sekali muslimat NU, Pesantren, kenapa tidak?,” sambung Tito.
Tito juga menekankan gerakan bagi masker tersebut harus menjadi target kekuatan utama pusat dan daerah untuk bergerak membantu. Selain itu, ia juga meminta seluruh jajaran pemerintah daerah untuk bekerja all out.