Channel9.id-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi global mengalami kerugian sebesar US$ 2,5 triliun atau sekitar Rp 35 ribu triliun akibat pandemi Covid-19. “Dari sisi kontraksi ekonomi itu minus 3 persen dari PDB, itu berarti kerugian ekonomi sekitar US$ 2,5 triliun,” ujarnya, Rabu, 1 September 2021.
Sri Mulyani menyatakan langkah countercylical global untuk mengurangi dampak pandemi adalah US$ 11 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk melindungi masyarakat menstabilkan implikasi dampak sosial dari Covid-19 serta memulihkan ekonomi kembali.
Baca juga: Efek Taper Tantrum FED 21/22 Tidak Separah 2013, Namun Kerentanan Ekonomi Perlu Diantisipasi
Menurut dia, suatu negara, bahkan yang maju dan kuat sekali pun, tidak akan mampu memerangi pandemi secara mandiri. Dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi seluruh negara.
Ia menjelaskan syarat yang diperlukan setiap negara untuk dapat menekan kasus pandemi adalah memiliki sistem kesehatan yang baik dan andal. Di sisi lain menciptakan sistem kesehatan yang baik tidak mudah direalisasikan karena membutuhkan berbagai sumber daya seperti anggaran, kualitas tenaga kesehatan, maupun insentif, agar masyarakat bisa mendapat akses dengan mudah.
“Indonesia mengamanatkan minimal 5 persen dari anggaran belanja untuk kesehatan, tetapi tidak serta merta menjamin bahwa membangun sistem kesehatan nasional itu mudah,” kata Sri Mulyani.