Hot Topic

Ketidakpastian Regulasi dan Manfaat JKN, DJSN: Akan ada Restrukturisasi

Channel9.id-Jakarta. BPJS Kesehatan sedang mengalami defisit keuangan yang kronis. Oleh karena itu perlu adanya restrukturisasi yang memberi dampak kepastian teradap publik maupun swasta.

“Kita memulai sistem Jankes (Jaminan kesehatan) ini dengan segala kekurangan namun banyak manfaatnya buat publik. Masalahnya bukan efisiensi melainkan masalah prosedur, masalah struktural yang membuat keuangan kronis. Makanya ada restrukturisasi,” ujar Asih Eka Putri, Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dari Kementerian Kesehatan.

Asih juga mengatakan bahwa hendaknya semua pihak paham perbaikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sehingga, penyelesaiannya tidak harus ke peradilan.

“Kalo di pengadilan akan banyak memakan waktu. Lebih banyak kita dialog untuk kebaikan bersama,” katanya dalam webinar Kelas Media bertajuk Menuju Jaminan Kesehatan Nasional yang Berkelanjutan pada Rabu, 22 Juli 2020.

Dalam restrukturisasi tersebut, kata Asih, akan memberi efek kejelasan dan kepastian mengenai manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), tarif (tunggal) pelayanan kesehatan JKN, dan koordinasi antar badan penyelenggara kesehatan.

Sementara itu, Dr. Rosalina Saleh dari PT. Novartis Indonesia menyambut positif restrukturisasi yang dilakukan JKN. Menurutnya, hal ini bisa menjadi sinyal positif sektor swasta untuk tidak ragu dalam berinvestasi dalam sektor kesehatan.

“Mudah-mudahan ini akan memudahkan ke depan. Karena  selama ini kami sebagai perusahaan penanaman modal asing mengalami kesulitan dalam perhitungan investasi jangka panjang karena ada perbedaan persepsi pemerintah tekait regulasi,” tuturnya.

Rosalina juga mengatakan penting sekali kerjasama dan saling mendukung antara sektor swasta dan pemerintah dalam menjamin keberlangsungan dan penguatan sistem kesehatan di Indonesia.

“Perlu kestabilan keputusan pemerintah di bidang kesehatan sehingga dapat menjamin keberlangsungan JKN dan perluasan akses obat bagi pasien di Indonesia,” pungkasnya.

Iwan Pasila pun mengaku optimis terkait restrukturisasi yang dilakukan JKN ini. “Banyak manfaat dan mengarahkan ke peserta JKN yang menekankan kendali mutu dan biaya,” tandas Direktur Utama PT Mandiri Inhealth itu.

Menurut Iwan, selain masalah struktural tantangan lain JKN adalah soal kebiasaan medis baik dari provider maupun peserta.

“Kenapa biaya kesehatan tinggi. Karena ada layanan berlebih tidak sesuai kebutuhan dari rumah sakit. Ada yang masuk UGD, tapi sekalin minta tolong dicek darah dan lain sebagainya. Perilaku ini menjadi tantangan besar dari asuransi kesehatan. Ini tantangan kita. Kita mendorong pola kehidupan sehat. Dengan gaya hidup sekarang ini, makan sembarang, kurang olahraga. Ini akan memakan biaya kesehatan ke depan,” pungkasnya.

IG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

28  +    =  37