Abdullah Taruna
Channel9.id- Jakarta. Pelatihan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) yang diselenggarakan PW ISNU DKI Jakarta kelar sudah. Duet Ketua Panitia MKNU Drs. Muhammad Fakhruddin, M.Si., dengan Sekretaris Panitia Dr. Andy Hadi, yang berlangsung apik membuahkan kesuksesan.
Sepulang MKNU para peserta mengungkapkan apresiasinya atas pelatihan MKNU yang berlangsung hangat dan tidak membosankan dilihat dari konten materi, para tutor, dan cara penyampaiannya.
Semua pemateri punya gaya yang khas. Tidak semua narasumber memaparkan gaya penyajian perkuliahan. Menyusul pemaparan Sekjen PP ISNU, Dr. HM. Kholid Saerozi, M.Si., yang berlangsung maraton dan menarik perhatian para peserta dari sisi konten historis dan tantangan kekinian, pada malam hari Dr. Muhammad Faesal, MH., M.Pd., membawakan topik “Pengembangan SDM NU dan Saintek”, dengan gaya interaktif. Begitu selesai memaparkan pengantar topik lalu memantik diskusi.
Dr. K.H. Andi Jamaro Dulung pun mendapat kehormatan pertama untuk menyumbangkan gagasannya tentang strategi pengembangan SDM Nahdliyyin di Tengah Era Disrupsi. Berikutnya berturut-turut Dr. Mohammad Husein, Drs. M. Fakhruddin, M.Si., Rektor Universitas Mataram Prof. Dr. Lalu Husni, SH., M.Hum., Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT., Ketua PW ISNU DKI Jakarta Dr. Mundiharno, M.Si., dan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dr. Komarudin Sahid, M.Si.
Menurut Ketua Kelas MKNU I PW ISNU DKI, Dr. KH. Andi Jamaro Dulung pengembangan Sumber Daya Manusia NU perlu dimulai dari hulu, yaitu pondok pesantren NU secara intensifikasi.
“ISNU perlu memikirkan pengembangan pondok pesantren, nggak usah muluk-muluk cukup bagaimana turut membantu pesantren menyediakan berasnya, lauknya dll, dan melibatkan anak-anak santri untuk mengelola,” kata Komandan GP Anshor pada 1998 ini.
Pendekatan intensifikasi itu, lanjut Andi, akan bermanfaat, termasuk memberikan akses pengembangan diri bagi pesantren dan para santrinya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) 2005 – 2008, dan Dosen PPKN UNJ Dr. Achmad Husen, M.Pd., mengusulkan agar keunggulan pondok pesantren dalam pendidikan ahlaq perlu dilestarikan sebagai basis pengembangan SDM Nahdliyyin.
“Cara para kiai mendidik para santrinya untuk menata sandal dan sepatu para tamu yang datang ke pondok pesantren, merupakan contoh pendidikan ahlaq yang baik. Dan ukuran bagi keberhasilan pendidikan adalah bagaimana ahlaq para lulusannya, ” ujar Achmad Husein.
Rektor UPN Veteran Jawa Timur Periode 2018 – 2022, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT., menawarkan gagasan komprehensif, agar ISNU tidak hanya menangani lembaga pendidikan formal, namun sudah semestinya mencakup dari hulu hingga hilir.
“Ada tiga garapan yg penting yang menjadi dasar terciptanya generasi unggul yang aswaja An-Nahdliyah. Variabel penting yang mesti digarap adalah variabel indeks pembangunan manusia,” ungkap Akhmad Fauzi. Lalu ia menyebutkan ketiga indeks itu:
A. Pendidikan
B. Kesehatan
C. Daya Beli Masyarakat (ekonomi lokal).
Rektor Universitas Negeri Jakarta Periode 2019 – 2023, Dr. Komarudin Sahid, M.Si., juga menawarkan gagasan yang begitu kompleks seraya mengingatkan pentingnya langkah-langkah yang berkesinambungan. “MKNU bukan acara 2-3 hari tetapi perlu ada tindak lanjut baik dalam organ maupun warga Nahdliyyin,” ungkap Rektor UNJ, Komarudin Sahid.
(Bersambung)