Politik

Ketua MPR: Almarhum Taufik Kiemas Layak Jadi Bapak Empat Pilar

Channel9.id-Jakarta. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai sosok almarhum Taufik Kiemas pantas mendapatkan penghargaan sebagai Bapak Empat Pilar MPR RI karena ide dan gagasan kebangsaannya menjadi senjata pamungkas bangsa Indonesia untuk tetap berdiri tegak dan berdaulat. Menurut dia, ide dan gagasan Empat Pilar MPR RI dicetuskan Ketua MPR RI periode 2009-2014, Taufik Kiemas sebagai tindak lanjut dari kepemimpinan Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009.

“Anugerah tersebut sejatinya bukanlah untuk sosok almarhum sendiri, melainkan untuk kepentingan bangsa Indonesia dalam merawat ingatan sejarah kolektif bangsa,” kata Bambang Soesatyo, Selasa, 9 Juni 2020.

Hal itu dikatakan Bambang yang akrab disapa Bamsoet saat menghadiri Peringatan Bulan Bung Karno dan Mengenang Tujuh Tahun Wafatnya Taufik Kiemas, di Jakarta, Senin malam.

Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa; Undang-Undang Dasar Negara Republik tahun 1945 sebagai landasan konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi; serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam untaian kemajemukan bangsa.

Bamsoet mengatakan gagasan kebangsaan almarhum Taufik Kiemas yang kemudian dibungkus dalam Empat Pilar MPR RI yang harus terus menerus disosialisasikan, merupakan senjata pamungkas bangsa Indonesia untuk tetap berdiri tegak dan berdaulat. Dia menilai Empat Pilar MPR RI memastikan api proklamasi yang dinyalakan Bung Karno dan para pendiri bangsa Indonesia tetap berkobar, tidak mati tertiup angin globalisasi maupun badai serangan paham radikal maupun ideologi transnasional lainnya seperti komunisme, liberalisme, kapitalisme, fasisme, hingga anarkisme.

Bamsoet mengatakan lahirnya Empat Pilar MPR RI tidak terlepas dari kekaguman sosok Taufik Kiemas terhadap Bung Karno. “Bung Karno sebagai proklamator yang memerdekakan dan menyatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, Bung Karno tentu tak menginginkan jika di masa kini maupun nanti Indonesia malah terpecah belah. Atau lebih parahnya, hanya tinggal dalam kenangan sejarah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  29  =  34