Channel9.id-Korea Utara. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyerukan untuk meningkatkan kekuatan strategis militernya setelah ia menyaksikan langsung uji coba rudal hipersonik Korut, ungkap media nasional pada hari Rabu (12/1/2022).
Pada hari Selasa otoritas Korea Selatan dan Jepang mendeteksi adanya peluncuran yang mencurigakan, yang membuat otoritas di seluruh dunia mengecam Korut atas peluncuran tersebut. Hal ini juga membuat Sekretaris Jenderal PBB khawatir.
Uji coba kedua “rudal hipersonik” dalam kurun waktu kurang dari seminggu menegaskan janji Kim Jong Un untuk memperkuat kekuatan militernya dengan teknologi canggih di saat diskusinya dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat terhambat.
Setelah menyaksikan langsung uji coba rudalnya, Kim mendesak peneliti militernya untuk “terus mengakselerasi upaya dalam meningkatkan kekuatan strategis militer Korut, baik secara kualitas dan kuantitas, dan terus memodernisasi pasukan negaranya,” kutip laporan dari KCNA.
Kim kembali mengawasi uji coba rudalnya sejak terakhir kali ia melakukan kegiatan tersebut pada bulan Maret 2020.
“Kehadirannya menunjukkan ketertarikan Kim terhadap program tersebut,” cuit Ankit Panda, anggota senior dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, di Twitter.
Tak seperti uji coba sebelumnya, koran partai komunis Korut, Rodong Sinmun, memuat foto Kim yang menghadiri uji coba tersebut di halaman terdepannya.
“Disaat Kim kemungkinan menghadiri tes-tes lainnya secara tidak resmi, dimuatnya ia di Halaman Pertama di koran Rodong Sinmun sangatlah penting. Ini berarti Kim tak peduli jika ia dihubung-hubungkan dengan uji coba teknologi barunya. Dan juga tak peduli bagaimana AS nanti menanggapinya,” ujar Chad O’Carrol, Ketua Eksekutif Korea Risk Group, kelompok yang memonitor gerak-gerik Korea Utara.
Dewan Keamanan PBB telah melarang Korea Utara untuk menjalankan uji coba rudal balistik dan senjata nuklir, dan juga telah menerapkan sanksi keras terhadap program tersebut.
Upaya untuk membujuk Korea Utara untuk meninggalkan atau membatasi persenjataan nuklir dan rudalnya telah mengalami hambatan. Korea Utara mengatakan kalau mereka terbuka untuk adanya diplomasi terbuka hanya jika Amerika Serikat dan aliansinya mau menghentikan “kebijakan kerasnya” terhadap Korut.
Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland menyebut peluncuran itu berbahaya dan mengganggu kestabilan di daerah sana.
“Tentu saja ini salah,” ujarnya pada jumpa pers harian di Washington. “Seperti yang sudah kalian ketahui, Amerika Serikat sudah berulang kali sejak kepemerintahan ini berlangsung kalau kita terbuka untuk berdiskusi dengan Korea Utara, kalau kita terbuka untuk membicarakan soal Covid-19 dan bantuan kemanusiaan. Tapi mereka malah meluncurkan rudal mereka,” paparnya.
(RAG)