Channel9.id – Jakarta. PKS resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden. Artinya, dua partai pendukung Anies, NasDem dan PKS telah menyatakan sikapnya untuk Pilpres 2024 nanti. Partai Demokrat yang juga bagian dari rencana Koalisi Perubahan masih mendukung Anies lewat surat dan pernyataan biasa dengan belum adanya penyambutan meriah.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai bahwa deklarasi Anies sebagai capres oleh PKS telah mengurangi kehawatirannya bakal gagal sebagai capres. Sebab, lanjut Arifki, sebagai capres yang tidak berasal dari kader partai mana pun peluang Anies untuk tidak memperoleh tiket cukup besar.
Namun, menurutnya, deklarasi PKS untuk Anies sebagai capres belum lengkap jika tidak adanya kepastian dari Demokrat untuk mendukungnya dengan meriah.
Baca juga: Koalisi Demokrat NasDem dan PKS Makin Dekat Menuju Kesepakatan
Baca juga: 4 BUMN Sinergi Bangun Hunian di 3 Stasiun KRL
Baca juga: Prabowo Disambut Meriah di Kongres V PDIP
“Kepastian capres dan cawapres koalisi perubahan itu bisa dipercaya oleh publik jika Surya Paloh, Salim Assegaf, dan SBY jumpa pers bersama dengan memperkenalkan Anies. Narasi yang dimainkan oleh NasDem dan PKS cendrung masih menguntungkan partai masing demi kepentingan efek ekor jas Pemilu 2024”, tutur analis politik tersebut dalam siaran pers Aljabar Strategic yang diterima Channel9, Sabtu (25/2/2023).
Menurut Arifki, Kepentingan NasDem dan PKS mendukung Anies sebagai capres tentu realistis. Dua partai ini tidak memiliki kader partai yang bisa diusung sebagai capres dan cawapres. Pemilu serentak menjadikan kedua partai ini butuh “brand” untuk menarik popularitas capres menjadi keuntungan partai.
Namun, Arifki juga melihat langkah yang diambil NasDem dan PKS tentu tidak terlalu menarik bagi Demokrat, karena memilih AHY yang juga Ketua Umum dan bakal calon capres dan cawapres.
Kepentingan PKS dan NasDem di level organisasi, kata Arifki, sepertinya udah selesai. Namun, pada level politik mengusung Anies dalam narasi koalisi perubahan, sepertinya masih mengalami jalan buntu.
Ia mengatakan, kepentingan Demokrat tentu menginginkan AHY sebagai cawapres Anies. Tetapi, langkah politik itu tidak mudah bagi NasDem yang saat ini masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Ia berujar, NasDem tentu tidak ingin kedua kakinya berada di ranah oposisi karena tiga kadernya masih menjadi menteri Jokowi.
“Sebenarnya Koalisi Perubahan perlu meyakinkan publik dengan komitmen tiga partai anggota dengan adanya perjanjian atau batu tulis. Kesepakatan itu tentu perlu diperlihatkan kepada publik agar masyarakat percaya. Jika tidak koalisi perubahan bakal berpotensi mencari jalan masing-masing partai untuk memenangkan pemilu. Demokrat tentu dirugikan jika tidak mendapatkan apa-apa dari koalisi perubahan. Jalanya ke partai lain masih terbuka jika ada memberikan garansi yang lebih realiatis untuk posisi cawapres”, tutup Arifki.
HT