Channel9.id-Jakarta. Internet adalah kehidupan sehingga memblokir internet artinya memblokir kehidupan seseorang. Demikian pungkas ahli teknologi Anditto Heristyo, di seminar internasional bertajuk “Security Update” yang digelar oleh Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, beberapa waktu lalu.
“Untuk generasi saya dan jaman sekarang, serta ke depannya, ‘internet is life’. Jadi, ketika akses diblok di internet, artinya kehidupan seseorang juga diblokir,” tutur Anditto.
Pernyataan Anditto itu relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memblokir sejumlah platform yang krusial bagi masyarakat. Misalnya PayPal, Epic Games, dan sebagainya. Anditto mengatakan saat internet atau platform diblokir, orang-orang akan mencari cara baru untuk mengaksesnya. “Kemungkinan cara ini cenderung berbahaya dan berisiko,” imbuh dia.
Dia juga tak memungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini meningkatkan kompleksitas. “Semakin maju teknologi ini, maka semakin susah bagi kita untuk mengontrol data apa pun di internet—termasuk data pribadi,” jelasnya. “Tak ada pihak mana pun yang bisa memverifikasi teknologi yang kita gunakan.”
Berangkat dari situasi tersebut, Anditto mengatakan bahwa pada titik tertentu, kita harus memercayakan “security” internet pada pihak tertentu. Ia menyarankan agar setiap negara berkolaborasi untuk menjaga “security” internet. Ia percaya kolaborasi ini bisa memajukan masing-masing negara.
“Selama ini ada paradigma bahwa terbuka artinya tidak aman dan tertutup artinya aman. Namun, sebenarnya tidak demikian. Mengingat internet dibangun atas dasar kolaborasi, bersikap terbuka artinya lebih mungkin aman selagi kolaborasi terjalin,” tutur Anditto. “Kita harus bersikap terbuka untuk kolaborasi untuk sama-sama saling memajukan.”
