Channel9.id-Jakarta. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengeluarkan pernyataan yang membuat aliansi Baratnya geram dengan mengatakan Eropa tak ada niatan untuk ikut memperparah isu Taiwan dan menyebutkan bahwa Eropa harus menjadi pihak ketiga yang independen dari Amerika Serikat dan Tiongkok, Selasa (11/4).
Tokoh-tokoh politik dari Barat mengkritik pernyataan Presiden Prancis tersebut yang menganggap bahwa ia telah menggap enteng tekanan-tekanan yang Tiongkok lakukan di sekitar pulau Taiwan.
Dalam sebuah wawancara dengan koran Prancis, Les Echos and Politico, mengenai kunjungannya ke Tiongkok selama tiga hari, Macron mengatakan “Yang terburuk dari ini adalah menganggap bahwa kita bangsa Eropa harus menjadi pengikut dalam isu ini, dan beradaptasi dengan irama Amerika atau tindakan berlebihannya Tiongkok,” ujarnya.
Baca juga: Tiongkok Inspeksi Kapal Langsung di Selat Taiwan Ditentang Keras
Anggota parlemen Jerman untuk komite luar negeri, Bundestag Norbert Roettgen, dalam cuitannya mengatakan “Macron malah membuat kunjungannya ke Tiongkok menjadi ajang promosi untuk Xi dan ini merupakan kebijakan luar negeri yang buruk bagi Eropa. Ia semakin kesini semakin jauh dari Eropa,” ujar Roettgen.
Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, senator AS Marco Rubio menggambarkan kesetaraan konflik Tawain dengan konflik di Ukraina – di mana Macron berharap untuk meminta bantuan China.
“Jika Eropa tak memilih antara Amerika Serikat atau Tiongkok perihal Taiwan, jadi mungkin kita seharusnya juga tak memilih kubu dalam konflik Ukraina,” ujar senator Republik itu.
Pascal Confavreux, juru bicara Kedutaan Besar Prancis di Amerika Serikat, mengatakan komentar Macron itu banyak yang salah tangkap.
“Amerika Serikat adalah rekan Prancis di mana kita mempunyai tujuan yang sama,” cuitnya di Twitter.
(RAG)