Channel9.id-Jakarta. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengimbau massa yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) tidak melakukan tindakan anarkis. Warga yang merusuh tidak bisa dilindungi.
“Kami ingin mengatakan kepada seluruh pihak yang melakukan unjuk rasa ini untuk melakukannya dengan simpatik, tertib, dan damai,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam konferensi pers daring, Kamis (08/10).
Baca juga: Sebut Demo Ditunggangi, Yusri Yunus: Itu Anarko, Perusuh
Dalam prinsip HAM, lanjut Ahmad, kemerdekaan menyampaikan pendapat itu adalah hak setiap manusia. Namun, masyarakat yang berunjuk rasa harus menghormati koridor hukum, sehingga tidak mengganggu ketertiban umum.
“Kami mengimbau agar kita semua menjaga sikap,” ujar Ahmad.
Ahmad juga mengimbau seluruh pedemo mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah munculnya klaster baru penyebaran Covid-19.
“Karena ini situasi covid-19, kita perlu mematuhi protokol kesehatan. Ini adalah kepedulian kita bersama. Semua kita juga khawatir kalau seandainya kemudian bisa terjadi penyebaran covid-19 yang luas,” ujarnya.
Seperti diketahui, aksi menentang pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU CIptaker) dimulai sejak Selasa, 6 Oktober 2020. Puncaknya, terjadi pada hari ini, Kamis (08/10). UU Ciptaker dinilai merugikan buruh. Salah satunya, menghapus ketentuan upah minimum di kabupaten/kota, dan juga dapat menurunkan pesangon.
Para buruh melakukan demo di depan Istana Merdeka dan Gedung DPR, Jakarta Pusat. Unjuk rasa itu ricuh. Di sejumlah wilayah terjadi bentrok. Mobil aparat dihancurkan, serta personel dilempar batu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyebut pihaknya telah menangkap hampir seribu perusuh yang menyusup ke dalam aksi massa tersebut.
Menurutnya, ada kelompok perusuh yang ikut berbaur demo dengan buruh dan mahasiswa yang sedang menyampaikan aspirasinya di sejumlah wilayah di DKI Jakarta.
“Ini memang perusuh yang menungggangi teman-teman buruh melakukan unjuk rasa. Itu adalah anarko-anarko itu, perusuh-perusuh itu,” kata Yusri.
Yusri juga menyebut, sejumlah fasilitas rusak serta enam polisi terluka buntut unjuk rasa yang berujung ricuh itu.