Channel9.id-Filipina. Angka kematian dari badai terkuat yang menerjang Filipina pada tahun ini sudah mencapai 375, Selasa (21/12/2021). Para korban selamat memohon adanya bantuan darurat seperti air dan makanan.
Palang Merah Filipina melaporkan kerusakan total di daerah pantai setelah Badai Rai yang dahsyat itu menyebabkan rumah, rumah sakit, dan sekolah hancur berantakan.
Baca juga: Keluarga Korban Perang Narkoba Filipina Marah ICC Tunda Penyeledikan
Badai itu menghancurkan genteng, merobohkan pohon, merusak tiang listrik, memporak-porandakan rumah kayu sampai berkeping-keping, dan memusnahkan sawah dan membanjiri desa-desa.
“Situasi kami saat ini sangat menyedihkan,” ujar Ferry Asuncion, seorang pedagang kaki lima di kota Surigao.
Penduduk kota saat ini sangat membutuhkan air dan makanan, ujarnya.
Dilaporkan korban meninggal badai tersebut sudah mencapai 375 orang dan 56 lainnya masih menghilang. Selain itu ada 500 orang juga yang mengalami luka-luka.
Lebih dari 380,000 orang meninggalkan rumah dan resor pantai saat badai itu menerjang Filipina pada hari Kamis pekan lalu.
Salah satu pulau yang mengalami dampak terpararah adalah Bohol – terkenal dengan pantainya, “Bukit Coklat” dan dan monyet tarsius yang mungil – yang mencatat ada 94 korban jiwa, ungkap Gubernur Arthur Yap di Facebook.
Banyak rumah kayu dan perahu kecil di kota pantai Ubay di Bohol tersapu bersih oleh badai tersebut.
Casiano Monilla, Wakil Administrasi Operasi Penyelamatan dari Badan Bencana Nasional menuturkan kalau ia tak menyangka akan banyak korban jiwa yang berjatuhan.
Badai Rai menerjang disaat musim badai akan berakhir: biasanya badai mulai terbentuk diantara bulan Juli dan Oktober.
Para ahli sudah lama memperingatkan kalau badai semakin kuat dengan cepat karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
(RAG)