Channel9.id-Jakarta. Jumlah korban jiwa badai Gabrielle di Selandia Baru bertambah disaat ribuan warga lainnya dilaporkan masih hilang seminggu setelah badai tersebut melintasi wilayah utara negara Pasifik tersebut, Senin (20/2).
Badai yang meporak-porandakan Selandia Baru pada 12 Februari lalu kini telah menelan korban jiwa sebanyak 11 orang. Melihat dari dampak yang diberikan badai tersebut, Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan kalau badai tersebut adalah bencana alam terburuk Selandia Baru pada abad ini.
Baca juga: Empat Orang Meninggal Karena Badai Gabrielle, Selandia Baru Terus Upayakan Proses Evakuasi
Pada hari Minggu lalu, pihak kepolisian mengatakan kalau dua orang dilaporkan meninggal di daerah Teluk Hawke karena badai tersebut.
Pemerintah memprediksi jumlah korban jiwa akan terus naik walaupun kabar baiknya ada 3,216 orang yang dinyatakan sudah aman. Namun walaupun begitu, pihak kepolisian masih mencari sekitar 3,000 orang lainnya yang masih hilang.
Situasi saat ini masih buruk dan upaya pemulihan masih jauh dari kata selesai, ujar PM Selandia Baru. Sesaat setelah menjelaskan kalau telekomunikasi di Selandia Baru sempat terganggu. Selain itu Selandia Baru juga mengalami krisis air bersih karena badai tersebut dan pengiriman bantuanpun juga sulit karena banyak jalan yang rusak.
“Seiring berjalannya waktu, kami semakin sadar betapa parahnya bencana ini,” ujar PM Selandia Baru.
Pihak kepolisian Selandia Baru sendiri telah mengirimkan 100 personilnya ke Teluk Hawke dan daerah Tairawhiti, dan juga daerah-daerah yang terisolir karena bencana alam badai tersebut. Pengiriman personil ini dikabarkan karena maraknya aksi pencurian setelah rumah-rumah dan toko-toko hancur karena badai.
“Pihak kepolisian terus bekerja keras untuk terus menegakkan hukum dan ketertiban di masyarakat,” ujar Hipkins.