Channel9.id-Rusia. Seorang mahasiswa di Rusia yang membawa senapan laras panjang melepaskan tembakannya di sebuah universitas di kota Perm pada hari Senin, menewaskan enam orang dan melukai banyak orang, ungkap penyidik di hari Selasa (21/9/2021).
Sebuah cuplikan video di situs-situs berita menunjukkan para mahasiswa yang panik melompat dari jendela lantai dua untuk menyelematkan dirinya dari penembak yang melakukan aksinya di Universitas Negeri Perm, sekitar 1,300 km dari timur Moskow.
“Ada sekitar 60 orang di kelas kami. Kami tutup kelas kami dan kami tahan pintunya dengan bangku,” ujar seorang mahasiswa bernama Semyon Karyakin kepada Reuters.
Sang pelaku mengalami luka-luka setelah melawan pihak keamanan dan saat ini sedang dirawat di rumah sakit, ujar Komite Investigatif agensi penegak hukum dalam pernyataannya.
Juru bicara universitas, Natalia Pechishcheva sebelumnya mengungkapkan kalau sang pelaku sudah dilumpuhkan, namun tak lama setelah itu, ia mengungkapkan kembali kalau pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Sebuah cuplikan dari TKP menunjukkan pelaku yang terkapar di luar gedung universitas.
Sang pelaku diketahui merupakan mahasiswa universitas tersebut yang mendapatkan senjatanya di bulan Mei.
Media lokal menemukan kalau pemuda itu masih berusia 18 tahun yang sebelumnya memposting dirinya sedang memegang senjata laras panjang di sosial media.
“Saya sudah memikirkan ini sejak lama, kini sudah bertahun-tahun, dan kini saya tahu kalau sekarang saatnya untuk mencapai mimpi saya,” kutip tulisan di postingan sosial medianya yang kini sudah dihapus.
Postingan tersebut mengindikasikan kalau aksinya tidak ada hubungannya sama sekali dengan politik maupun agama.
Russia mempunyai peraturan ketat mengenai siapa saja yang dapat mempunyai senjata api, namun beberapa kategori senjata api dapat dibeli untuk keperluan berburu, pertahanan diri atau olahraga.
Pada bulan Mei, seorang remaja melakukan penembakan di sebuah sekolah di kota Kazan, menewaskan sembilan orang dan melukai banyak orang lainnya.
Insiden itu merupakan kasus penembakan paling berdarah di Rusia sejak tahun 2018 ketika seorang mahasiswa di Krimea menembak mati 20 orang sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri.
Rusia menaikkan minimal usia untuk para warganya yang ingin membeli senjata api dari 18 ke 21 setelah insiden penembakan Kazan.
(RAG)