Korea Utara dan Selatan Secara Prinsip Sepakat untuk Berdamai
Internasional

Korea Selatan dan Utara Secara Prinsip Sepakat untuk Berdamai

Channel9.id-Korea Selatan. Korea Selatan dan Korea Utara, Cina dan AS secara prinsip telah sepakat untuk mendeklarasikan diakhirinya perang Korea secara formal ujar Presiden Korea Selatan Moon Jae-In pada hari Senin (13/12/2021). Perang ini sudah berlangsung selama 70 tahun yang hanya diakhiri dengan gencatan senjata.

Dalam pidatonya di Canberra, Moon percaya kalau empat aktor utama secara prinsip sepakat adanya deklarasi perdamaian. Namun, ia menambahkan kalau Korea Utara harus mengakhiri pertengkarannya terlebih dahulu dengan AS.

“Dan karena itu, kita tidak dapat duduk bersama untuk melakukan negosiasi deklarasi antara Korea Selatan dan Korea Utara, dan juga diantara Korea Utara dengan Amerika Serikat,” ujarnya pada sebuah konferensi pers dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. “Dan kami berharap kalau pertemuan itu dapat segera dilakukan. Kami sedang mengusahakan hal tersebut,” jelasnya.

Moon percaya kalau penting sekali untuk mengakhiri gencatan senjata yang tak stabil selama tujuh dekade ini, menambahkan kalau deklarasi perdamaian dapat meningkatkan prospek perkembangan diskusi program nuklir Korea Utara.

“Ini akan membantu kita untuk memulai negosiasi denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea,” ujarnya.

Beberapa jam setelahnya, Menteri Unifikasi Korea Selatan, Lee In Young, menyebutkan kalau deklarasi itu dapat menjadi titik balik fase perdamaian yang baru. Ia juga mendesak Korea Utara untuk menerima tawaran diskusi dengan Korea Selatan.

“Korea Utara nampaknya sudah menunjukkan sikap keterbukaan menjelang adanya pertemuan daripada yang sebelum-sebelumnya,” ujar Lee, menurut kantor berita Yonhap.

Cina dikabarkan sudah menyuarakan dukungannya terhadap proposal tersebut, sedangkan Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang di tahap akhir perancangan deklarasi.

Korea Utara mengindikasikan kalau mereka tidak akan ikut serta dalam pertemuan perdamaian tersebut jika AS masih bersikap agresif, mereferensikan adanya 28,500 pasukan Amerika di Korea Selatan dan latihan miltier tahunan antara AS-Korea Selatan.

Terjadi perbedaan pendapat di Korea Selatan dan AS mengenai penandatanganan deklarasi perdamaian formal disaat Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudalnya sebagai aksi perlawanan terhadap sanksi PBB.

Para pendukung setuju dengan Moon kalau deklarasi perdamaian akan menormalisasi hubungan dengan Korea Utara dan mendorong mereka untuk kembali melanjutkan diskusi nuklir. Namun, para kritik berpendapat kalau deklarasi perdamaian itu akan adalah “hadiah” kepada Korut yang sudah bersikap provokatif dan dapat mengancam keberadaan pasukan AS di Korsel.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  43  =  53