Hot Topic Nasional

Koster Tegaskan Komitmen Tangani Sampah Bali, Fokus Edukasi dan Penguatan Kebijakan

Channel9.id – Bali. Dalam acara ‘hearing’ bertema “Pariwisata Bali Mau Dibawa Kemana?” yang digelar oleh Bali Tourism Board (BTB)/Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster, memaparkan langkah-langkah konkret yang akan dilakukan terkait pengelolaan sampah di Bali.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta bertanya kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta terkait upaya memperkuat peraturan gubernur mengenai pengurangan penggunaan plastik dan strategi untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan secara mandiri.

“Bagaimana kiat bapak ataupun paslon ini memperkuat lagi pergub yang sudah ada tentang pengurangan penggunaan plastik. Kedua, bagaimana kiat-kiat kita, mungkin dari pemerintah dan kita bersama, untuk mengubah mindset masyarakat ini biar mulai dari dirinya sendiri untuk menjaga kebersihan di tempatnya sendiri dulu?” tanya peserta acara di Jimbaran Grand Ballroom, Jimbaran, Bali, Jumat (25/10/2024)

Menanggapi hal tersebut, Wayan Koster menegaskan komitmennya untuk melanjutkan upaya pengelolaan sampah yang telah dimulai sejak dirinya menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023. Koster menyebut kebersihan dan pelestarian lingkungan sebagai aspek vital bagi keberlangsungan pariwisata Bali.

“Soal kebersihan, menjaga ekosistem alam dan lingkungan, itu menjadi kebutuhan untuk ekosistem pariwisata. Jadi, Bali ini harus bersih. Jadi, harusnya nggak ada cerita tentang sampah yang berlarut-larut, tidak selesai-selesai,” ujarnya.

Lebih lanjut, Koster menguraikan bahwa pemerintah Bali telah menerapkan kebijakan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 47 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Menurutnya, regulasi ini berhasil diterapkan pada sektor formal seperti hotel dan restoran yang tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai, termasuk supermarket yang kini mengurangi penggunaan plastik. Namun, Koster menyoroti bahwa kebijakan ini masih memerlukan penguatan di masyarakat tradisional.

“Sebenarnya sudah berjalan bagus di awal-awal. Kalau di hotel, restoran, tidak lagi menggunakan sampah plastik sekali pakai. Itu sudah keren. Supermarket juga nggak. Sekarang di pasar tradisional masih marak. Maka nanti sasarannya untuk pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai ini adalah di titik-titik masyarakat tradisional, pasar tradisional, dan komunitas lainnya,” jelas Koster.

Untuk menghadapi tantangan pengelolaan sampah di kawasan perkotaan seperti Denpasar, Koster menjelaskan bahwa pihaknya membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat Pengolahan Sampah dengan Metode Reduce, Reuse dan Recycle (TPS-3R) untuk memastikan sampah dapat diolah secara efisien. Ia mengakui masih ada hambatan operasional, namun bertekad untuk memperbaiki dan mengoptimalkan fungsi fasilitas tersebut.

“Di daerah-daerah perkotaan, tidak memungkinkan pengelolaan sampah berbasis sumber karena pengelolaan sampah berbasis sumber butuh TPS-3R, butuh lahan. Kayak di Denpasar, tidak memungkinkan, maka dibangun TPS-3R yang besar, TPST. Sebenarnya sudah dibangun, tapi operasionalnya tidak berjalan dengan baik. Mandek lagi. Ini perlu dipertegas ke depan supaya bisa jalan dengan baik,” tutur Koster.

Koster menegaskan, permasalahan sampah di Bali memerlukan pendekatan menyeluruh yang dimulai dari tingkat rumah tangga, di mana masyarakat harus berperan aktif dalam memilah sampah. Ia berencana meningkatkan sosialisasi serta edukasi untuk menumbuhkan kesadaran agar masyarakat Bali bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah yang mereka hasilkan.

“Memilah sampah di rumah tangga itu harus dilakukan edukasi. Itu lebih dulu. Ini yang akan kami terapkan dengan berbagai skema supaya di periode kedua tidak ada lagi cerita tentang sampah, harus selesai, mau nggak mau. Bisa gak? Bisa, harus bisa. Kalau perlu saya akan pimpin langsung untuk urusan penanganan sampah ini. Supaya clear,” tegasnya.

Sejak masa kepemimpinannya, Koster telah berhasil mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di Bali, yang menjadi langkah penting dalam pengelolaan sampah dan perlindungan lingkungan. Dengan pendekatan yang terstruktur melalui regulasi dan penyediaan fasilitas, ia berkomitmen untuk menjadikan Bali bebas sampah di masa mendatang, guna menjaga pariwisata dan ekosistem lingkungan yang berkelanjutan.

Adapun acara yang berlangsung di Jimbaran Grand Ballroom ini dihadiri oleh sekitar 600 peserta dari 29 asosiasi pariwisata di Bali. Acara ini menjadi momentum bagi para pelaku industri untuk menentukan dukungan mereka terhadap calon pemimpin Bali mendatang.

Acara ini juga diikuti oleh paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Made Muliawan Arya (De Gadjah) – Putu Bali Agus Suradnyana (PAS) yang mendapat sesi pertama pukul 10.00-12.00 WITA. Sementara pasangan nomor urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), mendapat sesi kedua pada pukul 13.30-15.30 WITA.

Baca juga: Tokoh Adat Serangan: Wayan Koster Beri Dampak Positif Pada Desa Adat Bali

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

50  +    =  58