Kuantitas Dokter Bakal Cepat Ditingkatkan demi Distribusi, Bagaimana Kualitasnya?
Nasional

Kuantitas Dokter Bakal Cepat Ditingkatkan demi Distribusi, Bagaimana Kualitasnya?

Channel9.id-Jakarta. Indonesia punya pekerjaan rumah untuk memenuhi target kuantitas, distribusi, dan kualitas dokter. Menurut Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Profesor Siti Setiati, perihal distribusi dokter merupakan yang paling bermasalah.

“Dokter kerap berkumpul di ibu kota atau kota besar,” ujar Prof Siti, di acara mimbar publik yang disiarkan di kanal YouTube PB Ikatan Dokter Indonesia, Jumat (31/3).

Prof Siti menekankan bahwa permasalahan distribusi dokter bukan hanya dialami oleh Indonesia, melainkan juga dunia. “Soal ini memang tidak sempurna. Yang seimbang antara dokter di pedesaan dan perkotaan hanya di Norwegia dan Jepang,” sambungnya, mengutip data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) per 2021.

Untuk diketahui, perhitungan distribusi itu berdasarkan standard Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di mana seharusnya satu dokter berbanding sama dengan kurang dari seribu penduduk (1 : ≤ 1.000).

“Data per September 2022 menunjukkan bahwa hanya ada sedikit provinsi di Indonesia yang memenuhi standard WHO itu, yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, dan Papua—bukan Papua Barat,” papar Prof Siti.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa distribusi dokter itu perlu diiring dengan pemenuhan kualitas dokter, selain kuantitasnya. Ia lantas mempertanyakan apakah Undang-Undang Pendidikan Kedokteran (UU Dikdok) yang akan dilebur dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan bisa mengatasi ketiga pekerjaan rumah itu, “terutama kualitas dokter,” tekannya.

Sekadar informasi, melalui RUU Kesehatan, pendidikan kedokteran akan dikembangkan berbasis rumah sakit; bukan lagi berbasis universitas seperti sekarang. Tujuan utamanya yaitu untuk mempercepat produksi dokter demi pemenuhan kuantitas dokter.

Prof Siti menegaskan bahwa “dokter memang kurang, tapi masalah distribusi ini mesti diselesaikan. Kualitasnya juga harus dijamin.”

Baca juga: Distribusi Dokter Tak Merata, IDI: Harus Ada Link and Match

“Ini (kuantitas, distribusi, dan kualitas dokter) jadi concern kita bersama, apakah kualitas bisa dijaga (melalui pendidikan kedokteran berbasis rumah sakit)? Bagaimana kualitas pendidikan bisa dijaga melalui rumah sakit pendidikan?” sangsinya. “Kualitas pendidikan itu akan menentukan kualitas pelayanan dan sebaliknya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =