Ekbis Hot Topic

Kunker Prabowo: Kanada Hapus 90% Tarif Produk RI, Belanda Kembalikan 30.000 Artefak

Channel9.id, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menuntaskan lawatan kenegaraan ke Jepang, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Belanda dalam kurun waktu sekitar sepekan. Kepala Negara telah kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan kunjungan terakhirnya di Belanda.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan, rangkaian kunjungan dimulai sejak 19 September 2025. Negara pertama yang didatangi adalah Jepang, di mana Presiden mengunjungi Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025. Dari laporan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, acara lima tahunan tersebut berhasil membukukan komitmen investasi senilai US$23,8 miliar atau sekitar Rp380 triliun.

Di Amerika Serikat, Prabowo untuk pertama kalinya berpidato sebagai Presiden pada Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York. Indonesia mendapat giliran berbicara ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden AS Donald Trump. Menurut Teddy, pidato Prabowo yang dinilai berani, tegas, dan konkret mendapat apresiasi dari berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden AS, PM Kanada, Raja Belanda, hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron. Selain itu, Prabowo juga bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino yang menyatakan dukungan untuk pengembangan akademi sepak bola muda Indonesia.

Lawatan ketiga berlangsung di Kanada, di mana Presiden menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Kanada (ICA-CEPA). Kesepakatan itu membuka peluang besar bagi perdagangan karena 90,5% tarif produk Indonesia akan dihapus oleh Kanada. Meski kunjungan berlangsung singkat, Prabowo tetap diterima langsung oleh Gubernur Jenderal Mary Simon dan bertemu dengan PM Kanada Mark Carney.

Di Belanda, Prabowo disambut Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch. Pertemuan bilateral menghasilkan kesepakatan pengembalian sekitar 30.000 artefak dan benda bersejarah milik Indonesia, termasuk fosil serta dokumen penting. Proses pemulangan benda-benda tersebut, kata Teddy, akan segera dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan menyusul persetujuan resmi dari pihak Belanda.

“Prosesnya akan cepat, karena Raja Belanda sudah menyetujuinya. Kesepakatan ini melanjutkan upaya panjang yang akhirnya membuahkan hasil nyata,” ujar Teddy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +    =  11