Techno

Lama Jadi Diaspora di Jerman, Perempuan Papua Ini Rindu Kampung Halaman

Channel9.id-Jakarta. Delfina Tebay tampak ceria saat di hadapan kamera. Perempuan kelahiran Nabire, Papua ini selalu menunjukkan air muka seperti itu saat membagikan kisahnya selama menjadi diaspora di Jerman. Kisahnya itu ia bagikan melalui platform media sosial seperti YouTube, Facebook, Instagram, dan TikTok.

Delfina, yang menikahi pria Jerman, memiliki kanal YouTube bernama Keluarga Papua Jerman. Sudah ada rentetan video yang diunggah di kanal ini. Konten videonya pun beragam, mulai dari tips hidup di Jerman hingga berwisata dengan keluarga. Di hadapan kamera, kadang kala Delfina ditemani suami, kerabat atau teman, dan anaknya.

Penayangan sejumlah kontennya pun sudah mencapai ribuan, terkadang ratusan ribu. Selain itu, rupanya Delfina memiliki basis penggemar yang cukup luas di Indonesia, yang tak hanya di Papua.

Dari semua konten Delfina, salah satu konten yang banyak disorot ialah mengenai tips bertahan hidup di Jerman, khususnya untuk orang Indonesia yang ingin kuliah di Jerman dan tak dapat beasiswa. Melalui salah satu videonya, Delfina membeberkan sejumlah tips.

“Sa kuliah di Jerman tidak pakai beasiswa, tapi mandiri… Makanya, sa ikut kerja part time juga untuk nambah uang. Sa mulai kerja part time sejak studienkolleg sampai kuliah,” tutur Delfina. Untuk diketahui, studienkolleg merupakan sekolah persiapan yang perlu diikuti oleh orang asing sebelum kuliah ke Jerman. “Di masa kuliah, sa pernah kerja di beberapa perusahaan, termasuk Amazon, Porsche, dan McD. Pernah juga jadi loper koran dan kerja di DHL. Apapun sa kerjakan untuk dapat uang.”

Saat kuliah, lanjut dia, sebaiknya tinggal di kota kecil seperti Leipzig supaya biaya hidup lebih murah—sebagaimana yang ia lakukan. Ia juga mengatakan, “kalau mau kuliah di Jerman, mesti semangat, rajin, dan bisa atur waktu. Itu sa pengalaman.”

Untuk diketahui, Delfina mulai kuliah pada Oktober 2013 di Universitas Leipzig mengambil Jurusan Bookstore Publishing. Di samping bekerja part time atau paruh waktu, ia menjalankan bisnis online shop bersama adiknya yang ada di Papua. Ia menjual sejumlah produk dari Jerman, seperti produk perawatan rambut hingga kecantikan, ke Papua. Adapun bisnis online shop ini dimulai sejak 2017 lalu.

“Awalnya, sa jualan produk rambut, itu sedikit. Sekarang yang dijual lebih bemacam-macam. Jadi begitu, ketika mendesak, otak bisnis ini berputar,” kata Delfina, di video lainnya yang diunggah pada November 2019. Ia mengatakan bahwa pada mulanya, pengiriman barang dilakukan setiap satu sampai dua kali per bulan. Kini bisa seminggu sekali.

“Sa berharap bisa sedikit memotivasi kalian untuk buka usaha dan terus semangat untuk cari penghasilan di luar kerjaan. Saya jalanin bisnis ini sejak 2017 waktu sa masih kuliah sampai detik ini,” pungkasnya.

Kini Delfina sudah lulus dan lanjut bekerja. Ia juga tinggal di Leipzig bersama suaminya, Sören E. Tebay. Ia memang kerap pulang ke kampung halamannya. Namun, sejak pandemi COVID-19 melanda, rencana untuk pulang kampung sering dibatalkan. Anak ketiga dari lima bersaudara ini tak memungkiri kerap merindukan keluarganya di rumah.

“Saya suka kangen sekali dengan keluarga,” kata dia pada Februari lalu. “Saya juga suka merindukan makanan Indonesia, makanan di sana the best. Saya paling kangen dengan pantai di Papua, kalau siang-siang bolong, saya suka duduk sekitar sana atau berlari ke pantai, buang diri ke laut, dan gantung-gantung di pohon.”

Delfina menambahkan bahwa ia akan pulang kampung, jika situasi pandemi COVID-19 sudah aman.

Sebagai informasi, Delfina Tebay lahir di Nabire, Papua pada 1991 lalu. Ia tumbuh dan menyelesaikan studinya di sana hingga akhir SMP. Ketika mau memasuki sekolah menengah atas, ia memilih merantau ke Yogyakarta. Orang tuanya sempat tak mengizinkannya karena terlalu jauh, namun akhirnya mereka luluh juga. Di kota ini, Delfina bersekolah di SMA Santa Maria Yogyakarta, yang merupakan sekolah asrama khusus putri.

Lulus dari SMA, ia kemudian melanjutkan kuliah ke Jerman. Namun, sebelum itu, ia harus menempuh sekolah bahasa selama kurang lebih satu tahun. Barulah di akhir 2013, ia mulai berkuliah di Universitas Leipzig mengambil Jurusan Bookstore Publishing.

Di 2017, Delfina lalu menikah dengan warga negara Jerman, Sören E. Tebay. Tebay sendiri merupakan marga Papua yang dibawa dari Delfina, dan baru disandang oleh Sören setelah resmi menikah. Sören sendiri baru menuntaskan studi S3-nya, dan kini ia bekerja sebagai dosen serta peneliti bahasa di Universitas Leipzig. Bersama Sören, Delfina dikaruniai seorang anak lelaki yang kini berusia dua tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  25  =  30