Channel9.id-Jakarta. Pembaruan Twitter Blue akhirnya dirilis. Dibanderol dengan biaya $8 atau sekitar Rp125 ribu per bulan, layanan ini memberi akses untuk memverifikasi akun secara instan. Akun terverifikasi ditandai dengan centang biru yang muncul di halaman profil pengguna, dan di samping nama mereka.
Untuk saat ini, pembaruan Twitter Blue itu baru bisa diakses pengguna Android di Amerika Serikat. Belum jelas kapan pembaruan ini akan menyambangi wilayah lain dan perangkat lain.
Keistimewaan lain dari pembaruan Twitter Blue itu ialah pelanggan hanya melihat setengah dari total jumlah iklan. Selain itu, pengguna juga bakal bisa memposting video yang lebih panjang. Namun, hal terakhir ini baru dijanjikan akan “segera hadir”.
Adapun pendaftaran Twitter Blue seharga $8 per bulan ditawarkan dalam waktu terbatas.
Untuk diketahui, setelah Elon Musk membeli Twitter sekitar dua minggu lalu, Musk memposisikan verifikasi akun berbayar sebagai cara untuk membuat Twitter lebih kredibel.
Namun, ketika pembaruan Twitter Blue diluncurkan pada Sabtu (5/11) lalu, banyak tanda bahwa layanan ini kemungkinan memberi dampak sebaliknya. Pasalnya, hampir semua orang bisa membayar untuk diverifikasi dan kemudian mengubah nama akun serta meniru pengguna lain.
Setelah beberapa pengguna “centang biru” yang diverifikasi mengubah akun mereka untuk meniru Musk, Musk menekankan bahwa pengguna yang meniru identitas orang lain harus secara eksplisit menentukan bahwa mereka menjalankan akun parodi. Jika tidak demikian, maka ditangguhkan secara permanen.
Lebih lanjut, perihal verifikasi Twitter menjadi lebih suram pada Rabu (9/11) kemarin, ketika Twitter sosial mulai merilis label “Resmi” untuk beberapa akun utama—termasuk akun milik selebriti, publikasi besar, dan politisi. Namun, setelah beberapa jam dirilis, Musk mengatakan dia “baru saja menghentikan” pembaruan ini.
“Harap dicatat bahwa Twitter akan melakukan banyak hal bodoh dalam beberapa bulan mendatang,” cuit Musk tak lama setelah itu. “Kami akan mempertahankan apa yang berhasil dan mengubah apa yang tidak.”