Channel9.id-Jakarta. Lansia pria dan wanita, beberapa bahkan benar-benar sudah ada yang tua, turut bersiap-siap untuk berperang dalam konflik antara Ukraina melawan kelompok separatis dukungan Rusia disaat ketegangan semakin memuncak setiap harinya, Senin (21/2/202).
Konflik antara kelompok separatis dukungan Rusia dengan Ukraina telah berlangsung lama sejak delapan tahun lalu. Namun setelah insiden penembakan artileri beberapa hari lalu telah menyebabkan negara-negara Barat khawatir dengan Rusia yang mungkin saja akan memanfaatkan kejadian tersebut untuk menginvasi Ukraina.
Baca juga: Pemerintah Tuduh Pemberontak atas Serangan di Ukraina
Di pelabuhan Mariupol, yang jaraknya hanya 20 km dari parit terdekat, pensiunan yang sudah beruban merupakan salah satu dari relawan Pertahanan Teritori dimana mereka akan menerima senjata dan latihan pertolongan pertama
Anton, seorang tukang las yang sudah berusia 50 keatas, mengatakan kalau ia mengirim keluarganya ke tempat yang lebih aman, di rumah sanak familinya di daerah pusat Ukraina, dan memutuskan untuk tetap tinggal untuk mempertahankan kota dimana ia tinggal.
“Jika perang benar-benar terjadi, saya akan mengayuh sepeda saya dan pergi ke parit terdekat,” ujarnya.
Dmytro Bellykov, pensiunan berusia 60 tahunan yang sudah mengajukan dirinya untuk menjadi relawan saat konflik itu pertama kali terjadi di tahun 2014, mengatakan kalau ia akan pergi ke pusat rekrutmen pada hari Senin,
“Saya ingin memastikan data saya masih ada, supaya mereka tak melupakan saya,” ujarnya. “Saya tahu cara memakai senjata, saya bukan penembak yang buruk, saya bisa memperbaiki senjata,” serunya.
Relawan terkemuka Ukraina adalah Valentyna Kostyantynovska, 79, yang terkenal setelah ia merilis rekamannya yang sedang latihan menggunakan senjata laras panjang Kalashnikov.
Ia mengatakan kalau ia tertarik latihan menembak setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea pada tahun 2014. Pada awal tahun ini ia bergabung dengan Pertahanan Teritori dan memulai latihannya sebagai seorang medis. “Namun, tak lama setelah itu saya melihat mimpi saya, senapan mesin … dan saya langsung latihan menggunakannya,” ujarnya kepada wartawan Reuters di Mariupol.
“Saya tak bisa melakukan banyak hal, tapi saya bisa membantu mereka yang terluka … dan saya juga akan menembak dan saya tahu mereka akan membunuh saya,” ujarnya. “Dan memang mungkin harus seperti itu, agar lebih sedikit pemuda yang meninggal,” serunya.
(RAG)