Channel9.id – Jakarta. Sejumlah pengungsi banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah di Sumatera mulai diserang penyakit. Hujan deras yang berlangsung beberapa hari kemudian berganti menjadi panas terik, ditambah terbatasnya ketersediaan air bersih, membuat daya tahan tubuh pengungsi menurun.
Kasus pengungsi terserang penyakit salah satunya ada di Masjid Jamik Al Istiqamah, Ulee Tutue, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Beberapa pengungsi di masjid tersebut mulai diserang penyakit.
“Pengungsi di masjid ini membutuhkan layanan kesehatan. Sejumlah pengungsi, terutama lanjut usia dan balita mulai sakit,” kata Kepala Desa (Keuchik) Lhok Nga, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, Saiful Amri, di Bireuen, Selasa (2/12/2025), dikutip dari Antara.
Pengungsian di Masjid Jamik Al-Istiqamah Ulee Tutue berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, di antaranya Desa Lhoknga, Blang Panjoe, Tingkeum Manyang.
Para pengungsi tersebut berada di dalam masjid dengan kondisi terbuka tanpa dinding. Di area belakang masjid juga ada dapur umum. Namun, kondisi mereka kini tanpa air bersih karena listrik padam.
“Selain kesehatan, juga ada kebutuhan balita seperti susu dan lainnya. Bantuan untuk balita hingga kini masih minim. Kami berharap segera mendapatkan bantuan untuk balita tersebut,” katanya.
Di samping itu, kata Saiful Amri, kebutuhan mendesak lainnya logistik berupaya makanan pokok seperti beras dan lainnya. Termasuk air bersih untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Sementara itu, sejumlah pengungsi mengaku belum dapat kembali ke rumah karena tempat tinggal mereka tertimbun lumpur material banjir dengan ketinggian hingga sepinggan orang dewasa.
“Hampir semua rumah warga yang mengungsi di masjid ini tertimbun material banjir, sehingga belum bisa pulang. Kami berharap bantuan pemerintah membersihkan lumpur yang masih tertimbun,” kata Nur, pengungsi lanjut usia.
Sementara itu, sejumlah pengungsi banjir bandang dan longsor di dua lokasi pengungsian daerah Pasie Laweh, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), juga mulai mengalami serangan penyakit. Kondisi ini telah terjadi beberapa hari terakhir.
“Banyak pasiennya mengeluhkan batuk pilek, demam ada juga gatal-gatal,” ujar petugas kesehatan, Yayan, Rabu (3/12/2025).
Jumlah pengungsi di dua lokasi tersebut diperkirakan mencapai 300 orang. Mereka merupakan warga yang rumahnya rusak parah dan belum bisa ditempati karena masih dipenuhi lumpur akibat banjir bandang dan longsor.
Yayan menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan medis kepada para pengungsi. Meski demikian, keterbatasan obat-obatan dan fasilitas kesehatan menjadi tantangan tersendiri.
Yayan menegaskan bahwa perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait sangat dibutuhkan agar kondisi kesehatan para pengungsi tidak semakin memburuk.
Di lokasi pengungsian, bantuan berupa makanan dan pakaian sudah mulai berdatangan dari berbagai pihak. Namun, kesulitan utama yang masih dihadapi para pengungsi adalah ketersediaan air bersih.
Hingga kini, pasokan air dari PDAM masih terhenti sehingga menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
HT





