Channel9.id – Jakarta. Pengamat pendidikan, Lody F Paat, mengkritik lima strategi pendidikan holistik Mendikbud Nadiem Makarim guna mengembangkan SDM Indonesia yang unggul.
Salah satu poin yang disorot ialah keinginan Nadiem mentransformasi lembaga Pendidikan Profesi Guru (PPG). Menurut Lody, seharusnya Kemendikbud memperbaiki Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) sebagai pencetak guru.
“Mengapa tidak memperbaiki LPTK? Bukankah LPTK area strategis untuk memperbaiki calon guru dan guru, calon kepala sekolah,” kata Lody kepada wartawan, Sabtu (4/4).
Berdasarkan hal itu, Lody menilai kebijakan pendidikan Nadiem Makarim berorientasi jangka pendek. Orientasi jangka pendek, hanya bisa memperbaiki gejela pada pendidikan, bukan akar masalah pendidikan. Padahal, kata Lody, untuk memahami akar masalah perlu ada kajian mendalam yang membutuhkan waktu lama.
“Ini kelihatan, meminjam ungkapan Willi Toisuta, Rektor Universitas Datya Wicana 1980an, ini kebijakan kena penyakit kemerdekaan. Pada saat kami berdiskusi dengan pak Willi, dia bilang setelah kemerdekaan kebijakan pendidikan kita orientasinya untuk jangka pendek, misalnya mencetak guru dengan segera. Orde baru juga kena virus kemerdekaan, misalnya program guru dua tahun yang dibuat dirjen pendidikan dasar dan menengah. Ini di kritik pak Win. Akhirnya dilaksanakan oleh IKIP menjadi PGSD D2, ” katanya.
“Ini kebijakan tergesa-gesa. Kebijakan berorientasi untuk jangka pendek bukan untuk jangka panjang. Dengan kata lain, ini kebijakan tambal sulam,” lanjutnya.
Selain itu, Lody menilai lima strategi pendidikan holistik Nadiem tidak bisa menyelesaikan masalah pendidikan secara menyeluruh.
“Butir ketiga, mengajar sesuai tingkat kemampuan. Itu tidak cukup. Mendidik murid harus sesuai perbedaan individual: intra dan inter individual, dan sesuai latar belakang sosial dan budaya. Terasa sekali butir ini hanya berbau psikologis. Tidak berbau sosial budaya. Mana holistiknya, ” lanjutnya.
Diketahui, Mendikbud menyampaikan lima strategi pendidikan holistik guna menciptakan SDM unggul. Salah satu strategi itu, berencana mentransformasi PPG. Ia pun akan mendorong munculnya sekitar 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru sekaligus katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain.
(Hendrik)